Menteri BUMN Erick Thohir bersama Wakil
Gubernur Provinsi Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan Direktur Utama
Pertamina, Nicke Widyawati, menginisiasi program Banjar Creative Space. Program
ini merupakan kolaborasi antara PT Pertamina (Persero) dengan Indonesia
Creative Cities Network (ICCN) yang digelar pada Senin 27 Desember 2021 di
Banjar Taman Kelod, Ubud dan pada Rabu (29 Desember 2021 di Banjar Geriyana
Kauh, Karangasem.
Tujuan Program Banjar Creative Space
Program Banjar Creative Space adalah program pemberdayaan masyarakat dan pelaku Usaha Mikro Kecil (UMK) yang ada di Bali. Pemberdayaan yang dilakukan berbasis ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan budaya yang ada di Banjar atau masyarakat adat setingkat RW.
Baca juga: Adrian Zakhary Apresiasi Gerakan Merah Putih Fund Erick Thohir, Startup Lokal Bergerak Maju
Memperkuat SDM di Bali
Erick berharap program Banjar Creative
Space dapat memperkuat SDM Bali agar lebih berorientasi pada transformasi
teknologi dan digitalisasi.
"Saya berharap, inisiasi Banjar Creative Space yang juga
didukung oleh Pertamina melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
(TJSL) ini dapat memperkuat SDM Bali yang lebih berorientasi pada transformasi
teknologi dan digitalisasi" tutur Erick.
Hal tersebut untuk menghadapi tantangan global yang dihadapi Indonesia di masa sekarang. Tiga tantangan tersebut yaitu pasar global, disrupsi digital dan disrupsi kesehatan akibat pandemi COVID-19 ini. Karena itu, dia menilai solusi-solusi sudah harus dikerjakan dari sekarang, sebagai fondasi kekuatan Indonesia, sebagaimana telah terus berprogres di Bali.
Erick Thohir Fokuskan Pembangunan Infrastruktur
Selain pemberdayaan masyarakat Bali, Erick
Thohir juga menekankan pembangunan infrastruktur besar seperti Pelabuhan Benoa
Pelindo, Bali Maritime Tourism Hub (BMTH). Kemudian memberi jaminan pasti untuk
UMKM dapat terus menjalankan usaha di tengah kondisi pandemi dengan KUR
Himbara.
Mendukung pembangunan infrstruktur dan
UMKM, Wakil Gubernur Bali, Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan
dari 1.493 desa adat, terdapat 4.600 bale banjar yang bangunannya sangat baik,
dan bahkan telah dipasangi WiFi oleh pemerintah. Jadi hampir seluruh desa di
Bali sudah ter-cover oleh
WiFi.