Hari ini, Rabu (1/12/2012) diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia. Peringatan tahunan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan epidemi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) dan penyebaran HIV (Human Immunodeficiency Virus).
Bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia 2021, Correcto.id mengundang Hages Budiman yang merupakan aktivis HIV, dirinya tertular pertama kali oleh suaminya yang dulunya merupakan mantan pecandu narkotika.
Baca Juga: Profil dan Biodata Hages Budiman: Agama, Instagram, HIV Positif, ingin Bunuh Diri
Hages Budiman Positif HIV
Hages Budiman pertama kali tertular HIV pada tahun 2006 dari sang suaminya pertama yang merupakan mantan pecandu narkoba. Setelah 40 hari Hages Budiman melahirkan anak pertamanya, sang suami mulai sakit-sakitan.
Merasa curiga dengan kondisi kesehatan almarhum mantan suami Hages Budiman, dokter akhirnya memeriksa dan memang benar almarhum suaminya positif HIV.
Pertama kali mengetahui dirinya terkena HIV positif, hati Hages Budiman sangat hancur, terlebih saat itu ia baru saja melahirkan. Perjalanan yang panjang akhirnya dapat di lewati Hages Budiman dengan penuh rintangan yang tak mudah dan juga mendapatkan stigma negatif.
"Guekan seorang ibu, dan gue HIV positif dari suami gue, dan gue bukan pelacur dan narkoba, banya stigma negatif ada di sekitar gue karena status HIV positif, dan gue open status 2013, dan kalo jual produk gak bisa diumpetin. Odiv bisa berdaya, bisa menikah, bisa punya anak tanpa menularkannya kepada pasangan dan anak-anak, dan buktinya gue" ucapnya.
Bahkan Hages lebih lanjut mengungkapkan mendapat stigma negatif seperti di layanan kesehatan, misalnya layanan gigi yang takut terhadap pasien odiv, dan dirinya bahkan dilarang menikah, dan kesannya itu tidak bisa menentukan masa depannya.
"Misalnya di layanan kesehatan, misalnya layanan gigi, pasien odiv selalu berobat di oper sana-sini karena tidak ada yang mau megang. Bahkan di layanan kesehatan gue juga dilarang menikah, punya anak, menurut gue hak asasi gue kek dimutilasi, kesannya itu tidak bisa menentukan masa depan gue" ucapnya.
"Gue selalu bilang kita semua masa lalu, bukan berarti yang mempunyai masa lalu buruk, tidak mempunyai masa depan, tapi apa yang kamu lakukan kedepan itu tergantug apa yang kamu lakukan hari ini buat apa" ucapnya.
Tak hanya mendapatkan stigma dari layanan kesehatan, Hages mengaku juga mendapatkan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Namun, ibunyalah yang selalu menjadi garda terdepan yang selalu mendukungnya.
"Dilingkungan sekitar gue juga mendapatkan diskriminasi dari teman gue, mungkin dia baik nanggapinya namun ketika dia cerikan ke yang lain dan semakin menyebar dan heboh satu komplek gue. Bahkan ada teman kecil gue yang nelepon, ges gue dengar lo HIV positif ya? Kalo lo mau kesini lo nelepon gue ya biar kami pergi dulu. Tapi nyokap gue yang selalu ada di garda terdepan, dan kalo lo mau datang, datang aja, nanti gue yang hadapin" ucapnya.
Stigma Negatif yang Membuat Pasien HIV Memburuk
Hages mengungkapkan bahwa stigma negatif yang membuat pasien HIV membuat down dan enggan untuk memeriksakan diri sedini mungkin untuk memeriksakan diri cek HIV.
"Stigma negatif yang menjadi hal penghambat, ogah, enggan, malas, takut untuk mau memeriksakan diri sedini mungkin cek HIV. Bahkan HIVnya sendiri sel kekebalan tubuh kita yang diserang, tapi stigmanya kencang banget, hal ini yang membuat gue geregetan dan ini yang selalu gue edukasi kepada adik-adik dan anak-anak gue dan HIV itu sebuah virus yang menyerang sel kekabalan tubuh manusia. Bukan kotor dan penyakit aib, memalukan, kesannya lu kalo HIV lu kena kutukan, gitu kalo zaman dulu" ungkapnya.
Baca Juga: Ramai Hoaks Isu Vaksin Corona Bisa Sebabkan HIV dan Kanker Naik, Ini Faktanya
Keluarga Tetap Terima Baik Meski Dirinya Positif HIV
Hages mengungkapkan bahwa keluarga tetap baik dan anak tetap baik dengan statusnya postif HIV, baik itu di sekolah. Bahkan salah satu wali murid di sekolah anaknya memintanya untuk sosialisai di lingkungannya karena terdapat positif HIV.
"kalo gue sih, kalo di keluarga tetap baik dan anak tidak pernah masalah dengan status gue positif HIV, dan dilingkungan sekolahnya juga tetap baik, bahkan ada seorang wali murid yang tau gue open status HIV dan memanggil gue sosialisai di lingkungannya karena ternyata dilingkungannya ada yang positif HIV" ucapnya.
Baca Juga: Ngeri! Corona COVID-19 Mirip HIV dan Lebih Kuat 1000 Persen dari SARS
Memiliki Penyakit Kejiwaan dan Sempat Ingin Bunuh Diri
Hages mengungkapkan bahwa dirinya mengaku memiliki penyakit kejiwaan yang terdiaknosa dari masa lalunya dan sempat mendapat bisikan untuk bunuh diri dan membunuh anaknya. Namun dalam hal itu sosok pasangannya yang selalu mendukungnya.
"Ada beberapa penyakit kejiwaan yang terdiaknosa dari masa lalu gue, seperti terkena bipolar, kepribadian ambang dan penyakit tersebut terdiaknosa 2 tahun lalu, dan gue merasa bukan gue dan gue jadi galak sama anak-anak. Bahkan gue sering mendapatkan bisikan suruh bunuh anak-anak guelah dan bunuh dirilah" ucapnya.