Elizabeth Anne Holmes lahir di Washington D.C. Pada tanggal 3 Februari 1984. Ia pernah menyandang sebagai “perempuan miliarder termuda di dunia” oleh majalah Forber, namun saat ini Elizabeth Holmes merupakan mantan miliarder wanita termuda di dunia.
Ia dikenal sebagai mantan pengusaha Amerika Serikat yang menjadi pendiri dan CEO Theranos, perusahaan teknologi di bidang medis, sehingga ia mendapat julukan sebagai ‘The Next Steve Jobs’ oleh media bisnis Inc.
Saat ini Elizabeth Holmes tengah menghadapi beberapa tuduhan penipuan dan konspirasi. Jaksa menuduh ia menipu investor, pasien dan dokter.
Pendidikan Elizabeth
Dilansir Investopedia, Elizabeth bersekolah di St. John’s School, Houston dan lulus pada tahun 2002. Selama ia menjalani pendidikannya di bangku SMA, Elizabeth belajar bahasa Mandarin.
Lancar berbahasa Mandarin, berguna untuk mendapatkan kesempatan magang di Genome Institute of Singapore.
Setelah lulus, Elizabeth mendaftarkan diri di Standford University untuk belajar teknik kimia.
Di Standford pada September 2003, Elizebeth mengajukan permohonan paten berjudul “Perangkat medis untuk pemantauan analit dan pengobatan obat.” Kemudian berkonsultasi dengan Profesor Robertson setelah terbesit untuk memulai sebuah perusahaan.
Tak lama, ia memutuskan keluar dari Standford untuk fokus pada bisnisnya tersebut secara purna waktu. Tak lupa, Profesor Robertson tetap terlibat dan menjadi redaktur perusahaan.
Baca juga: Profil Dan Sosok Lengkap Sayed Sadaat, Mantan Menteri Afghanistan Kini Jadi Kurir Makanan Di Jerman
Takut dengan Jarum Suntik
Elizabeth mengaku takut dengan darah dan ketakutannya tersebut mendorongnya untuk berinovasi agar memungkinkan adanya uji darah hanya dengan beberapa tetes darah.
Mendirikan Theranos
Pada 2003, Elizabeth mendirikan Theranos sebelum akhirnya ia keluar dari Stanford University agar uang kuliahnya dapat ia pakai untuk membangun bisnis.
Perusahaannya yang ia dirikan bernilai US$9 miliar atau setara dengan Rp, 128 triliun.
Sebelum menjadi Theranos, perusahaan ini Bernama Real-Time Cures, sebuah kombinasi kata ‘therapy’ dan ‘diagnosis’.
Theranos adalah perusahaan startup tes darah dibidang biotek yang dibangun di Silicon Valley, California. Perusahaan ini digadang-gadang akan membawa perubahan besar dalam bidang diagnosis penyakit.
Ia berharap teknologi yang perusahaan ini tawarkan membuat orang-orang tidak perlu takut lagi pada darah atau jarum suntik saat melakukan pemeriksaan darah.
Para konglomerat seperti Henry Kissinger sampai Rupert Murdoch ikut berinvestasi di perusahaan tersebut.
Selain itu, perusahaan ini mengklaim bahwa Theranos mampu melakukan lebih dari 240 tes darah. Prosesnya pun dilakukan hanya dengan satu tusukan jarum saja.
Pada akhirnya tahun 2015, kebohongan mulai terkuak dan setahun kemudian, Elizabeth diekspos sebagai penipu.
Baca juga: Fakta Dan Profil Adam Kaze, Pemeran Rafa Di Series Abighea Di Genflix
Theranos Kolaps
Teknologi yang ia harapkan tidak berfungsi dan pada tahun 2018 perusahaan yang dirikan pun kolaps dan Elizabeth kini dituduh menipu investor karena apa yang dilakukan Theranos hanya bualan semata dan tidak bekerja seperti klaim yang disebutkan.
Ternyata selama ini tes yang dihasilkan Theranos tidak akurat. Dan benar saja hasil investigasi jurnalis Wall Street Journal, John Carreyrou membuktikan kalau tes Theranos tidak akurat, sehingga perusahaan itu pun harus ditutup.
Selama ini Elizabeth menutup-nutupi hal itu dan telah membohongi dunia.
Salah satu karyawan Theranos, Ian Gibbons memperingati Elizabeth kalau tes belum siap untuk dilakukan ke public. Namun ia tidak peduli.
Wanita 37 tahun ini pun diancam hukuman 20 tahun penjara jika terbukti bersalah atas 12 dakwaan penipuan yang dilayangkan terhadapnya.