Mengenal Vaksin dari Abad ke Abad, Selamatkan Jutaan Hidup Manusia, Kok Malah Takut Sih?

Mengenal Vaksin dari Abad ke Abad, Selamatkan Jutaan Hidup Manusia, Kok Malah Takut Sih?

Yuli Nopiyanti
2021-06-29 11:17:55
Mengenal Vaksin dari Abad ke Abad, Selamatkan Jutaan Hidup Manusia, Kok Malah Takut Sih?
Historis Vakin Sudah ada dari Abad ke Abad (Foto:History.com)

Mengenal vaksinasi yang sudah digunakan sejak abad ke abad, bisa selamatkan jutaan hidup manusia.

Sebagian besar orang di dunia tentu menunggu kehadiran vaksin COVID-19. Dulu, sebelum ditemukan vaksin pertama, dunia juga pernah melalui proses panjang berhadapan dengan wabah cacar. 

Pada setiap tahun di abad-18, hampir setengah juta orang di Eropa dan begitu pula di beberapa negara di seluruh dunia meninggal karena cacar (smallpox). Hingga akhirnya seorang dokter Inggris menemukan cara yang mengubah sejarah medis. yakni melalui vaksinasi.

Baca Juga: BPOM: Ivermectin Obat Standar Covid-19, Erick Thohir Sebut BUMN Siap Produksi Massal dan Murah

Cara Kerja Vaksin


Sebelum kembali ke masa lalu, ada baiknya kita tau dulu bagaimana vaksin bekerja.

Antibodi sendiri merupakan memori tentang patogen dan penyakit yang ditimbulkannya. Pada dasarnya, tubuh baru membentuk antibodi kalo sudah terjangkiti suatu penyakit. 

Tapi dengan adanya sistem imunitas buatan melalui vaksin, tubuh kita bisa langsung proaktif memerangi sebuah patogen karena udah ada informasinya, walaupun kita belum pernah menderita penyakit patogen itu sebelumnya.

Kalo dianalogikan, vaksin ini seperti seorang anggota geng kriminal yang terciduk oleh petugas keamanan, lalu diarak keliling desa biar seisi desa pada tau, mengingat ciri-ciri, dan potensi ancaman geng kriminal itu. Keberadaan anggota geng yang sudah terciduk itu tidak lagi berbahaya bagi keamanan desa. Justru, warga desa jadi lebih sigap jika suatu ketika ada anggota lain dari geng kriminal yang sama melakukan aksi kejahatan.

Bagaimana vaksinasi ditemukan?


Sebelum vaksin ditemukan, dunia adalah sebuah tempat yang jauh lebih berbahaya, di mana jutaan orang meninggal setiap tahunnya dari berbagai penyakit yang sekarang dapat dicegah.

China adalah yang pertama kali menemukan bentuk pertama vaksinasi pada abad ke-10: "variolation" yang di antaranya memaparkan orang sehat ke jaringan koreng karena penyakit agar kebal.

Delapan abad kemudian, dokter Inggris, Edward Jenner, menemukan bagaimana perempuan pemerah susu terkena cacar sapi ringan, tetapi jarang mengalami cacar (smallpox) yang mematikan.

Cacar adalah penyakit infeksi yang sangat menular dan menewaskan sekitar 30% penderitanya.

Keberhasilan Vaksinasi


Vaksin sangat membantu pengurangan kerusakan akibat banyak penyakit dalam satu abad ini.

Sekitar 2,6 juta orang hampir meninggal karena campak setiap tahun sebelum vaksin penyakit ini diperkenalkan pada tahun 1960-an.

Vaksinasi menyebabkan penurunan sebesar 80% kematian karena campak antara tahun 2000 dan 2007, menurut WHO.

Herd Immunity (Imunitas Komunitas)


Tidak semua orang bisa divaksinasi. Walaupun pemberian patogen yang sudah dilemahkan tidak akan membahayakan orang sehat, vaksinasi tidak bisa diberikan pada orang yang imunitasnya sedang rentan/lemah, seperti orang yang sedang sakit, wanita hamil dan menyusui, lansia, pengidap kanker yang sedang menjalani kemoterapi, dsb.

Untungnya, vaksinasi memiliki manfaat yang unik. Vaksin tidak hanya memberikan kekebalan individual pada orang yang divaksinasi, tetapi juga melindungi masyarakat di sekitarnya. Ini disebut dengan imunitas komunitas atau herd immunity.

Melalui imunitas komunitas, semakin banyak orang yang divaksinasi (hingga 70-90% orang dalam satu populasi), kejadian penyakit cukup terisolasi dan penyebarannya terhambat. Penghentian penyebaran penyakit ini mirip dengan jika banyak orang memakai payung yang cukup besar di tengah hujan, maka beberapa orang yang tidak memakai payung pun akan ikut terlindungi dari hujan. Semakin tinggi tingkat vaksinasi, orang yang tidak dapat menerima vaksin pun ikut terlindungi.

Baca Juga: Erick Thohir Gandeng Universitas Amerika Demi Vaksin Lokal Merah Putih

Mengapa ada orang yang tolak vaksinasi?


Kecurigaan terhadap vaksin sudah ada hampir selama adanya vaksin modern itu sendiri.

Di masa lalu, orang mempertanyakannya karena alasan keagamaan, karena mereka berpikir vaksinasi tidak bersih, atau karena mereka merasa hal ini melanggar kebebasan memilih.

Pada tahun 1800-an kelompok antivaksinasi pertama muncul di Inggris. Mereka mendesak langkah alternatif untuk mengatasi penyakit, seperti mengisolasi pasien misalnya.

Tahun 1870-an, kelompok sejenis muncul di AS setelah pegiat anti-vaksinasi Inggris, William Tebb mengunjungi negara itu.

Salah satu tokoh penting gerakan anti-vaksinasi adalah Andrew Wakefield. Pada tahun 1998, dokter yang tinggal di London tersebut menerbitkan sebuah laporan yang secara tidak tepat mengaitkan autisme dan penyakit usus dengan vaksin MMR.

MMR adalah vaksin tiga-dalam-satu yang diberikan kepada anak-anak kecil untuk mengatasi campak, gondong dan campak Jerman. Meskipun makalahnya dipertanyakan dan Wakefield dikeluarkan dari daftar dokter Inggris, terjadi penurunan jumlah anak yang divaksinasi karena pernyataannya.

Pada tahun 2004 saja, terjadi pengurangan anak yang menerima vaksin MMR di Inggris sebesar 100.000 orang yang menyebabkan peningkatan kasus campak.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30