Seorang sopir ambulans kerap dipanggil Pak Arief memiliki cerita mistis cukup horor selama lebih 15 tahun dirinya bertugas mengantar jenazah. Ia mengaku, saat pertama bertugas mengantar jenazah dirinya sempat diganggu.
Awal ceritanya, pada suatu hari ada seorang korban kecelakaan lalu lintas yang mengalami pendarahan di otak, ia sempat dilarikan ke RS, namun akhirnya meninggal dunia. Korban kecelakaan tersebut kemudian dibawa ke kamar jenazah. Namun pihak keluarga tidak mau memandikan, melainkan memilih untuk dimandikan di rumah duka saja.
Sering kita temui, pihak keluarga korban kecelakaan lebih memilih rumah duka dibandingkan mengurus jenazah sendiri. Sebab, umumnya jenazah korban kecelakaan sendiri memiliki luka-luka yang butuh penanganan khusus.
Nah, saat itu Pak Arief lah yang membawa jenazah ke rumah duka, ditemani dengan pihak keluarga. Pak Arief menuju ke daerah Pondok Rangon, perjalanannya pun sedikit menyeramkan karena harus melewati kuburan.
Perjalanan menuju rumah duka, Pak Arief masih sangat tenang, karena ia ditemani pihak keluarga. Namun, saat pulang, ia melintasi pemakaman yang tadi ia lalui, (kini) seorang diri.
Baca Juga: Cerita Mistis Rumah Sakit Inggris di Banyuwangi, Sangat Angkat dan Sering Terdengar Suara Misterius
Saat melintasi pemakaman Pondok Rangon, ia menengok ke arah kaca spion, di sana ada sosok manusia duduk membelakangi dirinya. Pak Arief bukan orang yang mudah panik dan takut. Ia tetap cuek mengendarai ambulansnya dengan tenang.
Kedua kalinya ia memberanikan diri melihat ke arah spion, sosok itu belum juga hilang. Tetap di tempat yang sama. Pak Arief menduga, sosok itu akan hilang setelah ia keluar dari area pemakaman. Namun, kali ketiga. Sosok itu masih tetap terduduk membelakangi dirinya yang tengah mengemudi.
Akhirnya, Pak Arief memutuskan untuk memeriksa kondisi di dalam ambulans. Sosok itu tidak terlihat, namun ia menemukan sebuah plastik berwarna kuning. Plastik kuning itu ternyata berisi pakaian almarhum tadi, yang masih berlumur darah.
Benda itu bukan miliknya, tanpa pikir panjang Pak Arief pun berputar arah dan kembali ke rumah duka. Ia bertemu bapak dari almarhum dan memberikan plastik kuning tersebut. Saat dikembalikan, bapak dari almarhum pun berkata, bahwa itu adalah pakaian kesayangan anaknya.
“Wah iya bener mas, ini isinya baju sama celana Levis kesukaan dia, dan jaket ini jarang dicuci, tidak ada yang boleh mencuci dan memakainya selain dia.”
Baca Juga: Cerita Seorang Warga Soal Kolor Ijo di Langkat Sering Dikejar-kejar Warga
Setelah selesai dengan pekerjaannya, Pak Arief pun kembali meneruskan perjalanan. Ia melewati jalur pemakaman yang sama, namun sosok yang duduk membelakangi dirinya tak lagi nampak di kaca spion. “Aman,” ujar Pak Arief, lega.
Akibat kejadian itu, Pak Arief akhirnya menjadikannya sebagai pengalaman berharga. “Barang sekecil apapun yang ada di dalam ambulans itu harus kita pulangin ke keluarga,” ujar Pak Arief.