Dua Panglima teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua marah besar akibat 150 simpatisan dan anggota Teroris KKB Papua kini telah teridentifikasi dan dalam perburuan aparat TNI-Polri. Tidak hanya itu, kedua panglima teroris KKB Papua itu juga marah akibat sejumlah wilayah kekuasaannya juga berhasil dikuasai personil TNI dan Polri.
Dua Panglima teroris KKB Papua yang dikabarkan marah yakni, Komandan Operasi Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB – OPM) se-Tanah Papua, Lekagak Telenggen dan Panglima Tertinggi Komando Militer Daerah III TPNPB OPM Thitus Murib Kwalik.
Baca Juga: Baku Tembak Antara Teroris KKB Papua dan TNI-Polri Kembali Terjadi, Satu Orang Tewas
Seperti diketahui, Lekagak Telenggen saat ini menjadi salah satu pimpinan TPNPB – OPM yang diburu TNI – Polri.
Daftar perbuatan onarnya sudah sangat panjang. Sebanyak empat peristiwa penembakan yang dilakukan KKB Papua terhadap masyarakat sipil selama April 2021. Mulai dari penembakan hingga pembakaran gedung sekolah.
Terakhir, KKB Papua melakukan penembakan terhadap Kepala Badan Intelijen Nasional Daerah (Kabinda) Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Karya Nugraha.
Lekagak Telenggen menyatakan bertanggung jawab atas tewasnya dua orang guru di distrik Beoga pada awal April 2021. Meski mengakui perbuatannya itu, dia mengklaim bahwa korbannya adalah anggota TNI yang menyamar sebagai guru.
Pernyataan ini disampaikan melalui keterangan tertulis yang dibagikan kepada pers pada Sabtu (10/4), Lekagak menjelaskan, TPNPB Kodap VIII Kemabu Intan Jaya telah menembak mati dua orang yang pihaknya klaim sebagai anggota TNI.
Baca Juga: Kepala Sekolah Kembali Buka Pintu Untuk Siswa Bengkulu yang Dikeluarkan Akibat Hina Palestina
“Yang dapat tembak seorang guru. Tanggal 8 April 2021 jam 09.35 kami TPNPB yang tembak. Dia seorang guru dan juga tentara. Itu kami pastikan setelah kami dapat dia punya pakauan. Dia dari kesatuan 757 pangkatnya balok dua maka kami tembak. Dia menyamar jadi guru,” kata Lekagak.
Selajutnya kata Lekagak, pada 9 April, penembakan berlanjut dengan melakukan serangan ke pos polisi jam 3 sore. “Kami TPNPB serang pos polisi. Dua anggota polisi dapat tembak,” katanya.
Lekagak sebagai komandan operasi umum TPNPB di seluruh tanah Papua meminta kepada Indonesia untuk tidak mengejar masyarakat sipil tetapi kejarlah TPNPB.
Dia juga meminta agara TNI-Polri tidak menembak masyarakat. “Kami yang tembak mati. Jadi kalau mau perang itu lawan kami. Jangan kejar masyarakat, kami bertanggung jawab terhadap penembakan itu. Kami lakukan penembakan karena kami dapat laporan dari PIS dan bukti seperti pakaiannya korban,” kata Lekagak.
Lekagak menambahkan, pihaknya tidak akan membiarkan siapa pun, orang Papua dan non-Papua yang menyamar sebagai tukang ojek, guru, tukang bangunan dan jadi informan untuk TNI-Polri.
“Di setiap kota konflik seperti di Intan Jaya, Ilaga, Puncak Jaya, Lanny Jaya, Nduga, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan di mana saja, tukang ojek, tukang sensor, tukang bangunan dan guru itu semua mata-mata TNI-Polri. Maka harus hati-hati karena intelijen TPNPB sedang pantau semua,” tutup Lekagak.
Kemarahan juga ditunjukan oleh Panglima Tertinggi Komando Militer Daerah III TPNPB OPM, Thitus Murib Kwalik yang mengeluarkan surat perintah operasi umum.
Baca Juga: BPJS Kesehatan disebut Sebagai Sumber Kebocoran 279 Juta Data Penduduk, Ini Fakta Lengkapnya
Dalam Surat yang ditandatangani Thitus Murib Kwalik di Ilaga pada 10 Mei 2021 disebutkan agar tetap melakukan perlawanan terhadap Pasukan TNI-Polri.
Thitus Murib Kwalik juga memerintahkan agar Kodap-Kodap tetap mempertahankan pos-pos yang ada anggota militer TPNPB OPM. “Kami menghadapi musuh kita dan perang ini untuk merebut hak hak rakyat Papua,” kata Thitus Murib Kwalik.
Sumber: fajarpapua.com