Secara mengejutkan Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi Abdullah Hehamahua melarang semua kader partainya untuk tepuk tangan karena merupakan budaya Yahudi.
Tentu saja, pernyataan Abdullah Hehamahua mengundang berbagi respon di berbagai kalangan dan mencari tahu biografi dan profilnya.
Berikut biografi dan profil Abdullah Hehamahua yang melarang semua kader Partai Masyumi tepuk tangan, karena dianggap sebagai budaya Yahudi.
Baca Juga: Fakta-fakta Abdullah Hehamahua Larang Tepuk Tangan, Budaya Yahudi
Abdullah Hehamahua sebelum menjadi Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi merupakan mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK pada 2005-2013.
Pria yang lahir di Ambon 18 Agustus 1947 ini merupakan lulusan D-3 Teknik Elektro di Universitas Hasanuddin Makassar yang melanjutkan pendidikannya di Institut Teknologi Bintang, Kuala Lumpur, Malaysia.
Tidak hanya itu, Abdullah Hehamahua yang kini berumur 74 tahun itu melanjutkan pendidikan S-2 di Institut Teknologi Megatec, Kuala Lumpur, Malaysia.
Pengalaman Kerja Abdullah Hehamahua
Jauh sebelum Abdullah Hehamahua menjadi Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi, pria yang beragama Islam ini pernah menjadi Wakil Ketua Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara atau PKPN sebelum pada akhirnya pada tahun 2005 menjadi penasihat KPK hingga tahun 2013.
Mendirikan Partai Masyumi
Abdullah Hehamahua bersama beberapa tokoh seperti MS Kaban yang merupakan mantan Menteri Kehutanan, Alfian Tandjung, Askodar, Adnin Arnas, Ahmad Yani, dan Bachtiar Natsir mendirikan kembali Partai Masyumi.
Kemudian, pada 7 November 2020 Abdullah Hehamahua terpilih menjadi Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi.
Baca Juga: Fakta-fakta Duel Utama UFC 261 Pertandingan Kamaru Usman Vs Jorge Masvidal
Kekikinan, mantan Penasihat KPK itu melarang semua kader Partai Masyumi untuk tepuk tangan karena merupakan budaya Yahudi.
Tidak hanya itu, Abdullah Hehamahua juga melarang semua kadernya untuk memiliki dan membuka rekening di perbankan karena dekat dengan riba yang membuat Indonesia jauh dari keberkahan Tuhan.