KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang kerap dipanggil Gus Baha memiliki cerita mistis tentang ketika bertemu hantu dan alasan seseorang bisa takut terhadap hantu. Hal ini ia jelaskan dalam suatu pengajian kitab bersama para santri.
Berikut penjelasan dari K.H. Ahmad Bahauddin Nursalim atau lebih dokenal dengan sebutan Gus Baha :
Baca Juga: Pengalaman Mistis Olan saat Mendaki Gunung Ciremai, Diganggu Makhluk Gaib Habis-habisan
"Kita sering keliru membuat nama. Hal itu yang menyebabkan akhirnya tidak terlalu percaya dengan Tuhan. Akhirnya percaya dengan nama yang kita bikin sendiri. Ya tadi, misalnya pohon besar pantasnya ada genderuwonya, lalu orang pada takut ke sana.Tiba-tiba ternyata ada orang nekat ke sana dengan santai dan tidak ada apa-apa," paparnya.
Menutut pengakuan santri kesayangan KH Maimoen Zubair ini, bahwa ada tetangga Gus Baha yang suka tidur di keranda jenazah. Bisanya masjid jaman dulu deket denga kuburan dan jenazahnay diletatkkan di belakang masjid. itu sering dipakai tetangga Gus Baha untuk tidur.
"Saya tanya, “Kamu tidak takut tidur di keranda?” “Enak Gus, tidak ada yang menganggu,” kata tetangga saya yang berani sekali.
“Ya berkali-kali Gus, saya melihat weden (hantu). Pernah saya lileng (ajak ngobrol), ‘coba aku lihat wajahmu. malah hantunya yang takut, cerita Gus baha.
Menurut Gus baha begino, kalau sampai kita takut sama yang namanya 'hantu' atau weweden berarti kita telah mensifatinya sebagai hantu. Kalau kita mensifati diri kita lebih seram dari pada hantu, mungkin dia bilang kamu yang hantu.
"Dulu saya juga takut. Saya mulai berani ketika didawuhi (dinasehati) Bapak saya. Ha.. kalau takut, ya manusia wajar kalau takut, tapi harus bersyukur ke Tuhan. Kamu diberitahu Tuhan bahwa ada makhluk selain kamu. Jadi, agar tahu ada makhluk selain manusia dan ada juga jin. Semenjak itu saya berpikir ilmiah. Jadi ketika ada jin, maka ada ilmu baru. Dimana makhluk di bumi tidak hanya saya saja,” papar ahli tafsir yang memiliki pengetahuan mendalam seputar al-Qur'an tersebut.
Jadi memang ilmu itu luar biasa. Saya berkali-kali ketika ketakutan, pintu saya buka sambil berkata, “Raine piye tho? (wajahnya gimana ya?)”
Baca Juga: Cerita Misteri Rumah Mewah Luna Maya yang Dipercaya Sarang Makhluk Halus
Menurut Gus Baha, sebenarnya syetan atau jin bisa disikapi seperti itu. Jadi, seumpama yang disebut setan itu adalah makhluknya Allah yang ingin berkenalan dengan kita.
"Semisal, ada pocong datang ke rumahmu mengetuk pintu, lalu kamu mengajak salaman. Apa tidak kaget pocongnya? “Lho kalau mau kenalan, buka wajahnya dong!” Pocongnya pasti kecewa, karena tidak sesuai rencana. Iya apa tidak? haa haaa ha," kelakar Gus baha secara serius.
Fisik itu penting imbuh Gus Baha. Jadi seperti ini, qolbun itu bolak-balik. Qolbun itu hati, hati itu bolak-balik. Kadang senang kadang sedih. Sesuatu didesain Tuhan itu sesuai maknanya sebelum diubah oleh kita.
Seorang masyhur Sayyid Husein ketika mendekati Karbala (suatu kawasan di negara Irak). Sejak saat itu Sayyid Husein menyebut hadza karabun wa balaun. Karabun itu susah dan balaun itu bencana. Tempat di mana beliau wafat.
"Allah mendesain sudah seperti itu. Makkah disebut Makkah. Madinah sesuai Madinah karena menjadi kota Islam Madinatur Rasulillah. Makkah dahulu disebut suatu kota yang tidak menerima orang-orang angkuh. Dunia pernah dijajah siapa saja kecuali Makkah. Begitu kehendak Tuhan. Manusia salah memberi nama. Batu dipuja-puja. Isa disebut jelmaan Tuhan. Hati-hati salah memberi nama. Seperti ada perempuan yang disifati “aku tidak bisa hidup tanpanya”. Itu mensifati terlalu berlebihan (tidak bisa hidup tanpa dia)," papar Gus Baha.
Baca Juga: Cerita Misteri Setan Dasim, Konon Makhluk Gaib Perusak Rumah Tangga
Menurut Gus Baha, mana ada status yang sebenarnya dalam hidup bahwa hidupmu bergantung dia.
"Coba dipikir, sebelum kenal dia juga hidup, tertawa-tawa di warung kopi dan kamar sendiri. Nah, ketika menstatuskan berlebihan ‘tidak bisa hidup tanpa dia’, kamu berburu dia. Itu didorong kamu sendiri apa dia? Ya kamu sendiri. Kamu salah membuat penamaan.Dalam Al-Qur’an ketika ada kesalahan, gojlokannya atau guyonannya," tegas Gus Baha.