Hewan atau binatang merupakan salah satu penduduk bumi yang masih dapat ditemui hingga saat ini. Hewan sering dimanfaatkan oleh manusia, seperti memanfaatkan untuk mengungkap kasus kriminal.
Berdirinya Veterinary Genetic Laboratory di University of California membuktikan bahwa DNA hewan dapat menghubungkan korban ataupun TKP dengan tersangka.
Air liur, urin, darah, kotoran, rambut, ataupun kemampuan unik hewan sering digunakan dalam menyelesaikan berbagai kasus, mulai dari kekerasan, pencurian, bahkan kasus kejahatan rumit.
Berikut berbagai hewan mampu mengungkap kasus kriminal:
Baca Juga: Cerita Misteri 5 Tanaman yang Dipercaya Dapat Mengusir Gangguan Gaib
1. Anjing
(foto: suara.com)
Selain merupakan hewan peliharaan dan teman yang setia, anjing juga telah membantu banyak kasus kriminal dengan perawakan yang gagah perkasa dan kemampuan penciuman tajam mereka yang unik. Mereka sudah digunakan sejak Perang Dunia II dan selama ini dikenal dengan sebutan anjing pelacak atau K9.
Saat terjadi kasus pembunuhan dan mayat belum ditemukan, polisi akan menciumkan alat-alat bukti berupa senjata pembunuhan ataupun baju korban, kemudian menggiring anjing pelacak ke TKP. Anjing akan mulai melacak jejak aroma disekitaran tempat tersebut dalam upaya menemukan korban.
Anjing-anjing pintar ini juga dilatih untuk melacak aroma narkoba, dalam upaya memberantas penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika. Urin, DNA, air liur, maupun kotoran anjing juga berguna dalam penyelidikan. Hal itu dikarenakan anjing juga memiliki DNA yang unik, sama seperti manusia.
Namun, tidak semua jenis anjing bisa dilatih untuk pekerjaan mulia ini. Jenis yang biasa digunakan untuk anjing pelacak adalah Rottweiler, German Sheperd, ataupun Lablador Retriever. Selain bekerja sebagai pelacak atau pengendus bau, anjing-anjing ini juga ditugaskan untuk menjaga sel tahanan.
2. Kucing
(foto: dhenokhastuti.wordpress.com)
Robert Grahn, seorang Dosen dan Asisten Ilmuan Riset di University of California mengungkapkan bahwa kucing sangat berguna bagi analisis forensik karena kebiasaan mereka menjilati dan menyebar air liur pada bulu-bulunya.
Saat menemui jalan buntu, para penyelidik biasanya meminta untuk menguji bulu kucing yang ditemukan di sekitar korban pembunuhan. Kasus dimana DNA hewan menggemaskan ini dipakai pertama kali sebagai bukti terjadi di Kanada. Pada tahun 1994, sehelai bulu kucing putih dalam jaket korban membantu menangkap Douglas Beamish atas pembunuhan isterinya.
Pada tahun 2009 juga terjadi kasus serupa, di mana Henry Lee Polk ditangkap setelah menggorok leher Stephen Nolte berdasarkan bukti temuan bulu kucing di saku korban. Hasil DNA pada bulu tersebut menggiring penyidik pada kucing yang dipelihara tersangka.
Berdirinya Veterinary Genetic Laboratory di University of California sebagai satu-satunya lab di Amerika Serikat yang terakreditasi, telah membantu banyak kasus dalam membandingkan sampel DNA jutaan kucing, anjing, kuda, sapi, rusa, bahkan serigala.
Baca Juga: Deretan Burung Peliharaan Cocok Bagi Kamu yang Sibuk
3. Belatung
(foto: Tribun Jogja)
Ternyata belatung bukan hanya sekadar serangga merayap yang menjijikan, lho. Setelah induknya, lalat, hinggap dan bertelur pada mayat, belatung yang menetas dari telur tersebut biasanya sudah mulai terlihat di hari ke-4.
Dengan memeriksa alat pernafasan pada belatung disekitar mayat dapat menentukan perkiraan waktu kematian, karena alat pernafasan belatung akan terus berubah seiring berjalannya waktu. Larva kecil ini juga suka berkumpul di sumber luka. Jadi jika ada bagian favorit belatung pada mayat, maka harus dilakukan pemeriksaan mendalam guna mendapatkan petunjuk penting.
Pada kasus rumit, sering kali ditemukan mayat yang sudah membusuk sehingga identitasnya sulit diketahui. Nah, disini belatung juga unjuk gigi dalam mengungkapnya. Karena mereka doyan memakan cairan sperma atau cairan vagina, dengan melakukan tes DNA dan membedah saluran cerna belatung dapat menentukan identitas korban.
Bahkan jika ada kecurigaan keracunan pada korban, dapat diketahui dengan cara mengekstraksi dan melakukan uji labolatorium pada belatung.
4. Lalat
(foto: Ruparupa.com)
Lalat memiliki kemampuan unik yang membuatnya bisa mencium aroma kematian dari jarak hingga 16 km. Karena hal itu, lalat sering disebut sebagai saksi pertama dalam kasus kejahatan. Menurut ahli Entomologi Forensik Texas A&M University di College Station, Jeff Tomberlin, kehadiran lalat pada mayat dapat memberi gambaran yang tepat kapan hewan atau seseorang meninggal.
Pada mayat baru, biasanya kelompok lalat botfly atau lalat daging yang datang pertama kali. Setelah lewat beberapa hari, kelompok lalat bungkuk akan mengambil alih mayat. Lalat yang doyan hidup dalam daging ini dapat menggali hingga kedalaman 50 cm selama 4 hari.
Ketika peneliti mengumpulkan sampel lalat disekitar TKP, mereka mencoba menemukan jenis lalat yang tertua dan pertama kali muncul, karena itu akan menunjukan perkiraan waktu kematian yang paling akurat. Namun ada variabel lain juga yang perlu diperhatikan, seperti suhu lingkungan ataupun cuaca sekitar.
Kasus pertama yang menggunakan lalat sebagai penyelesaian tercatat dalam buku Ilmu forensik Dinasti Song (960 - 1279) karya Ilmuan Forensik Song Ci. Pada tahun 1235, seorang petani di sebuah desa Cina dibacok sampai meninggal dengan sabit tangan.
Hakim kemudian mengumpulkan semua peralatan bertani di desa tersebut. Setelah beberapa menit dibiarkan di alam terbuka, lalat berkumpul di salah satu sabit petani, tertarik dengan aroma jejak darah yang tidak bisa dilihat oleh mata telanjang.
Baca Juga: Deretan Tanaman Hias Media Air Cocok Percantik Meja Kerja
5. Burung beo
(foto: cermati.com)
Meskipun tidak dipakai secara spesifik dalam proses penyelidikan, nyatanya kemampuan burung beo dalam menirukan adegan dan suara telah banyak membantu polisi menyelesaikan beberapa kasus rumit.
Pada tahun 2017, Glenna Duram menembak suaminya, Martin Duram, di depan burung beo peliharaan mereka bernama Bud. Polisi kesulitan menemukan barang bukti karena pelaku sudah membakar TKP sebelumnya.
Dalam proses penyelidikan, Bud kemudian mengulangi kata-kata "jangan tembak" disertai sumpah serapah, yang dipercaya merupakan adegan terakhir dimana Glenna Duram menembak Martin. Bud juga sering meniru kalimat pertengkaran rumah tangga keluarga Duram.
Melihat fenomena itu, Irene Pepperberg, ilmuwan di Universitas Harvard yang secara spesifik meneliti burung beo mengatakan bahwa burung beo abu-abu Afrika adalah jenis yang paling baik dalam meniru suara manusia, sehingga mereka paling sering dipelihara.
Irene juga menambahkan, walau hanya sekali lihat, burung beo dapat dengan tepat menirukan adegan atau ucapan yang disaksikannya. Mereka jarang menirukan ucapan dari televisi ataupun sumber suara lain. Burung beo juga bisa bereaksi berlebihan jika melihat adegan yang mecurigakan.