Kronologi Lengkap Kericuhan Pendukung Trump di Gedung Kapitol hingga Dikecam Tokoh Dunia

Kronologi Lengkap Kericuhan Pendukung Trump di Gedung Kapitol hingga Dikecam Tokoh Dunia

Ahmad
2021-01-07 13:46:22
Kronologi Lengkap Kericuhan Pendukung Trump di Gedung Kapitol hingga Dikecam Tokoh Dunia
Pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membuat kericuhan di Gedung Senator Amerika Serikat (AS) atau Gedung Capitol. Ini kronologi lengkapnya hingga dikecam tokoh dunia. Foto: Twitter

Pendukung Presiden Amerika Serikat, Donald Trump membuat kericuhan di Gedung Senator Amerika Serikat (AS) atau Gedung Capitol. Ini kronologi lengkapnya hingga dikecam tokoh dunia.

Hari pengesahaan kemenangan presiden terpilih AS Joe Biden oleh Kongres di Gedung Capitol pada Rabu 6 Januari 2021 tidak semulus tahun-tahun yang lalu.

Baca Juga: Daftar Lengkap Pemimpin Dunia yang Kecam Kericuhan Pendukung Trump di Capitol AS

Hal ini dikarenakan, para pendukung Presiden AS yang ke-45, Donald Trump menyerbu gedung tersebut dalam upaya menggagalkan anggota parlemen dari tugas konstitusional mereka.

Kronologi kericuhan pendukung Trump di Gedung Capitol

Tapat pukul 11 pagi pada Rabu 6 Januari 2021, Trump naik ke panggung di sebuah kampanye di Ellipse Park, di selatan pagar Gedung Putih, untuk berbicara kepada ribuan pendukung yang bersorak-sorai.

Presiden AS ke-45 itu juga mengulangi seruan kepada wakil presidennya yang setia, Mike Pence, yang akan memimpin acara di Kongres, untuk menolak kemenangan Biden.

Sejumlah anggota Kongres Partai Republik telah bersumpah untuk menolak sertifikasi presiden terpilih tersebut, tetapi mereka kalah jumlah.

Wapres Pance menolak presiden

Wakil Presiden Donald Trump, Mike Pance secara terbuka mengaku tidak memiliki wewenang untuk melakukan apa yang diminta Trump. 

"Konstitusi membatasi saya untuk mengklaim otoritas sepihak untuk menentukan suara elektoral mana yang harus dihitung dan mana yang tidak," kata Pence.

Beberapa saat kemudian Pence memulai proses Kongres, dengan jaringan televisi yang memperlihatkan wakil presiden mulai menyatakan kemenangan Biden di dalam Gedung Capitol.

Di tempat berbeda, presiden yang masih berada di atas panggung kampanye di Ellipse Park, terus mencerca wakilnya. 

Baca Juga: Pendukung Trump Menggila, Kongres AS Tunda Pembahasan Hasil Pilpres 2020

Sebelum presiden selesai berbicara, para pendukungnya mulai bergerak menjauh, menuju Gedung Capitol.

Tanda pertama masalah datang ketika beberapa kantor Kongres diduduki oleh pengunjuk rasa pendukung Trump. Tak lama kemudian, massa mulai menyerbu Gedung Capitol.

Demo di Amerika pecah dengan ribuan orang turun menyerang ke gedung itu.

Biden mengambil panggung

Dengan presiden menahan diri untuk tidak mengutuk kekerasan demo AS secara paksa, penggantinya, Joe Biden, yang pertama kali tampil di televisi mencap aksi itu sebagai "pemberontakan".

"Saya meminta Presiden Trump untuk tampil di televisi nasional sekarang untuk...menuntut diakhirinya pengepungan ini," kata veteran Demokrat.

"Menyerbu Capitol, menghancurkan jendela, menduduki kantor, lantai Senat Amerika Serikat...mengancam keselamatan pejabat terpilih? Ini bukan protes, ini pemberontakan," tandas Biden.

Tidak lama kemudian, olisi dengan perlengkapan anti huru hara dan didukung oleh Garda Nasional membuat perimeter di sekitar Gedung Capitol. Dengan menggunakan lebih banyak gas air mata, mereka akhirnya mulai mendorong gerombolan itu mundur.

Saat jam malam pukul 18.00 waktu setempat dimulai, ribuan orang masih mengelilingi lapangan dan jalan-jalan di luar Gedung Capitol.

Tentu saja, kejadian ini membuat para pemimpin dunia turut mengecam kericuhan pendukung Donald Trump di depan Gedung Kongres Amerika Serikat (AS) atau Capitol. 

Seperti Inggris dan Australia yang menyerukan peralihan kekuasaan secara damai dan menyebut tindakan para pengunjuk rasa sebagai serangan terhadap demokrasi.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison, menyebut adegan itu sangat menyedihkan.

Sementara itu, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan dalam sebuah wawancara radio bahwa pemerintahnya prihatin akan kondisi itu.

Komentar kedua perdana menteri ini sebagai respon dari Presiden AS terpilih, Joe Biden berpidato kemarin untuk menyerukan warga AS agar memikirkan respons dunia ketika terjadi kerusuhan di negara demokrasi terbesar itu.

Sebelumnya, para pendukung Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerbu gedung US Capitol untuk membatalkan kemenangan Joe Biden sebagai Presiden AS baru. Bahkan, pihak militer turun tangan. 

Aksi pendudukan oleh para pendukung Trump itu untuk membatalkan hasil pemilu 3 November yang dimenangkan secara sah oleh Joe Biden.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30