Pemerintah melalui Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menetapkan tujuh jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Ketetapan itu dituangkan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/Menkes/12758/2020 yang diteken pada Senin 28 Desember 2020.
Berikut 7 jenis vaksin Covid-19 yang akan pemerintah gunakan dalam rangka membantu memutus penyebaran virus corona (Covid-19).
Baca Juga: 1,8 Juta Dosis Vaksin Sinovac Tiba di Indonesia
Vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Novavax Inc, Pfizer Inc and BioNTech, dan Sinovac.
Kemudian, pemerintah dapat melakukan perubahan jenis vaksin Covid-19 berdasarkan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group in Immunization) dan memperhatikan pertimbangan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN).
Dengan ditekennya keputusan ini, Kepmenkes Nomor H.K.01.07/Menkes/9860/2020 maka tidak berlaku.
Baca Juga: dr Tirta Murka Ada Oknum Jual Surat Tes PCR Palsu
Sebelumnya, sebanyak 1,8 juta vaksin corona Sinovac yang berasal dari China tiba di Indonesia pada Kamis 31 Desember 2020, pukul 11.57 WIB.
Vaksin Sinovac tiba di Tanah Air diangkut menggunakan pesawat Garuda. Pesawat yang menggangkut vaksin itu tiba pukul 11.57 WIB. Meskipun diwarnai dengan hujan, namun tak menghalangi pendatatan pesawat yang membawa vaksin Sinovac ini.
Vaksin ini merupakan vaksin jadi (siap pakai) yang akan langsung dikirim ke BUMN Farmasi di Bandung, Bio Farma, untuk selanjutnya disimpan.
Sebelumnya, pada 6 Desember lalu, Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Sinovac. Jika ditambah pengiriman hari ini, total, Indonesia sudah menerima 3 juta dosis vaksin Sinovac.
Namun, vaksin ini belum bisa didistribusikan dan disuntikkan ke kelompok prioritas. Sebab, BPOM RI belum menerbitkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA).
Lebih lanjut, kepala BPOM RI, Penny L. Lukito, memastikan Sinovac telah memenuhi dua syarat vaksin, yakni aman dan mutu terjamin. Syarat terakhir, yakni efficacy atau khasiat, kemanjuran, dan efektivitas vaksin baru bisa dilihat jika data interim dianalisis.