5 Ucapan Paling Menyentuh Hati di Peringatan Hari Ibu Nasional

5 Ucapan Paling Menyentuh Hati di Peringatan Hari Ibu Nasional

Ahmad
2020-12-21 10:27:21
5 Ucapan Paling Menyentuh Hati di Peringatan Hari Ibu Nasional
Hari Ibu Nasional diperingati tiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Terdapat lima ucapan yang menyentuh hati dalam peringatan ini. Ilustrasi. Foto: Pixabay

Hari Ibu Nasional diperingati tiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Terdapat lima ucapan yang menyentuh hati dalam peringatan ini.

Ibu merupakan sosok yang paling berharga bagi anak-anaknya yang memberikan pengetahuan kepada anak-anak. Dia juga mengajarkan anak untuk berbicara dan bagaimana cara bersikap dengan baik.

Baca Juga: Sejarah Paling Lengkap Hari Ibu di Indonesia hingga Tema Peringatan Hari Ibu 2020

Kasih sayang ibu tidak akan terputus dan akan kekal hingga akhir masa.

Berikut ucapan yang menyentuh hati di peringatan Hari Ibu 2020.

"Hanya ibu yang dapat memikirkan masa depan karena mereka melahirkannya pada anak-anak mereka." — Maxim Grosky

"Ibuku adalah panutanku bahkan sebelum aku tahu apa kata itu." — Lisa Leslie

"Mendeskripsikan ibuku sama saja dengan menulis tentang badai dengan kekuatan yang sempurna." — Maya Angelou

"Menjadi ibu adalah pertaruhan terbesar di dunia. Itu adalah kekuatan hidup yang mulia. Ini besar dan menakutkan, ini adalah tindakan optimisme tanpa batas." — Gilda Radner

"Lengan seorang ibu lebih nyaman daripada lengan orang lain." - Putri Diana

Hari Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan pembangunan nasional.

Sedikit Sejarah Hari Ibu

Peringatan Hari Ibu tak lepas dari perjuangan para perempuan Indonesia.

Bibit kebangkitan perjuangan perempuan Indonesia telah dimulai sebelum masa kemerdekaan, yang ditandai perjuangan pendekar perempuan di berbagai tempat di Indonesia, seperti Tjuk Njak Dien di Aceh, Nji Ageng Serang di Jawa Barat, R.A Kartini di Jawa Tengah, serta masih banyak lagi yang lain.

Dalam kurun waktu setelah kelahiran Budi Utomo pada tahun 1908, banyak lahir perkumpulan perempuan di berbagai tempat, seperti Aisiyah, Wanita Katolik, Putri Merdeka, dan lain-lain.

Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia, menggugah semangat para pimpinan perkumpulan kaum perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah mandiri.

Pada saat itu, sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.

Baca Juga: Ahli Sebut Orang yang Pernah Terinfeksi Corona Wajib Vaksinasi Corona

Atas prakarsa para perempuan pejuang pergerakan kemerdekaan pada tanggal 22-25 Desember 1928, diselenggarakanlah Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali di Yogyakarta.

Satu dari beberapa hasil kongres itu yakni terbentuknya satu organisasi federasi yang mandiri dengan nama Perikatan Perkoempoelan Perempoean Indonesia (PPPI).

Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang kaum perempuan untuk secara bersama-sama kaum laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang merdeka, dan berjuang bersama-sama kaum perempuan untuk meningkatkan harkat dan martabat perempuan Indonesia menjadi perempuan yang maju. 

Pada 1929 Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI) berganti nama menjadi Perikatan Perkoempoelan Istri Indonesia (PPII). 

Pada 1935, diadakan Kongres Perempuan Indonesia II di Jakarta.

Kongres tersebut disamping berhasil membentuk Badan Kongres Perempuan Indonesia, juga menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa, yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi baru yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Lalu pada 1938, Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.

Hari Ibu dikukuhkan Pemerintah melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan hari nasional dan bukan hari libur.

Tahun 1946, badan ini menjadi Kongres Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi dan tuntutan zaman.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30