Seorang epidemiolog kandidat PhD dari Griffth Univeristy, Australia, Dicky Budiman mengatakan, orang yang pernah terinfeksi virus corona dan telah sembuh masih membutuhkan suntikan vaksin.
Alsanannya, para penyintas corona masih sangat memungkinkan untuk terinfeksi kembali yang kedua kalinya.
Para orang yang pernah terinfeksi corona masuk dalam kelompok rentan.
Di Indonesia sendiri telah ditetapkan vaksinasi corona gratis dengan syarat vaksin corona Sinocav telah dapat izin penggunaan darurrat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Baca Juga: 3 Syarat Perjalanan Semua Moda Transportasi di Musim Libur di Tengah Pandemi
Vaksin bertujuan untuk memberikan kekebalan tubuh terhadap ancaman paparan virus corona.
Menurut Dicky, mereka yang pernah terinfeksi memiliki kekebalan tubuh dari Covid-19 sesuai dengan tingkat keparahan yang dialami.
Semakin parah Covid-19 yang diderita seseorang, maka kemungkinan besar memiliki antibodi kekebalan tersebut.
Jika pasien memiliki gejala ringan atau tidak bergejala (OTG), maka kekebalan tubuh yang dimiliki juga akan lemah.
Baca Juga: Daftar Negera Tutup Penerbangan ke Inggris Akibat Ada Varian Corona Baru
Epidemiolog kandidat PhD dari Griffth Univeristy, Australia, mebgatakan vaksinasi Covid-19 tidak dilihat dari faktor yang bersangkutan pernah atau belum pernah terpapar virus corona.
Dalam kasus reinfeksi, infeksi kedua biasanya tidak terjadi 3-4 bulan setelah infeksi pertama.
Para peneliti menduga, kekebalan yang diberikan oleh vaksin akan lebih kuat daripada kekebalan yang diperoleh karena pernah menderita suatu penyakit, termasuk Covid-19.