Pemerintah melalui Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) menggandeng banyak pihak termasuk MUI untuk memastikan keamanan vaksin corona Sinovac.
Dalam hal ini, pemerintah menggandeng Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Komite Nasional Penilai Obat dan ITAGI yang akan memastikan aspek keamanan, efektivitas, dan mutu vaksin corona Sinovac yang baru tiba Minggu 6 Desember 2020, dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan mengawal kehalalan vaksin tersebut.
Baca Juga: Jelang Vaksinasi Covid-19, Pemerintah Tunggu Izin BPOM
Lebih lanjut, Kepala Badan POM, Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP mengatakan bahwa menindaklanjuti kedatangan vaksin, Badan POM akan melakukan evaluasi terhadap data uji klinik yang sedang dilaksanakan untuk membuktikan keamanan dan khasiat vaksin.
Proses evaluasi yang dijalankan Badan POM menggunakan standar yang merujuk kepada standar Internasional seperti WHO, US FDA dan EMA.
Badan POM, lanjut Penny, telah melakukan pengambilan sampel dari 1,2 juta vaksin corona yang telah hadir di Indonesia untuk pengujian mutu di laboratorium P3OMN. Sampel tersebut perlu dilakukan untuk penerbitan lot release (pelulusan batch/lot), dengan beberapa parameter untuk lot release termasuk uji potensi, uji kadar antigen, uji toksisitas abnormal dan uji endotoksin.
Tujuan pengujian ini adalah untuk memastikan bahwa vaksin mempunyai mutu yang sesuai dengan persyaratan.
Baca Juga: Daftar 5 Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Berasal dari Satgas hingga BPOM
“Badan POM bersama dengan Komite Nasional Penilai Obat, ITAGI dan juga para pakar akan melakukan evaluasi untuk mendapatkan hasil keputusan persetujuan penggunaan vaksin dengan pertimbangan kemanfaatan yang jauh lebih besar dari risiko yang ditimbulkan,” terangnya.