Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan akibat pandemi corona sekitar 30 juta masyarakat di ASEAN terancam kehilangan pekerjaan.
Pernyataan tersebut, Jokowi saat memberikan sambutan di ASEAN Business and Investment Summit 2020 secara virtual, Jumat 13 November 2020.
Meskipun begitu, Jokowi mengaku optimis. Sebab, pandemi ini justru menjadi percepatan perkembangan digitalisasi.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Obat Corona Aman Hingga Desember saat Jumlah Kasus Positif Bertambah 5.444
Sesuai laporan Sekjen PBB jaringan seluler telah menjangkau lebih dari 95 persen populasi dunia.
Dia merinci pada Juni 2020 terdapat 441 juta orang, atau sekitar 65 persen populasi ASEAN adalah pengguna internet. Ketergantungan dunia terhadap teknologi digital makin tinggi. Saat ini kata Jokowi lebih dari 1,5 milyar anak harus belajar dari rumah, ratusan juta orang harus bekerja dengan platform virtual, online shopping meningkat tajam.
"Kondisi ini tentu memberikan peluang besar untuk mempercepat transformasi digital. Di ASEAN potensi ekonomi digital mencapai USD 200 miliar di tahun 2025. Di Indonesia, potensi ekonomi digital diperkirakan mencapai USD 133 miliar di tahun 2025," terangnya.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Paling Baru di RI, Jumlah Positif Corona Bertambah 5.444 Orang
Masih ada tantangan transformasi digital. Salah satunya yaitu banyak jenis usaha lama yang tutup hingga pekerjaan lama yang tutup.
"Sekitar 56 persen pekerjaan di lima negara ASEAN terancam hilang akibat otomatisasi," ungkap Jokowi.
"Dari 10 negara, hanya 3 negara yang memiliki penetrasi internet di atas 80 persen. Tantangan-tantangan inilah yang harus kita antisipasi dan harus kita mitigasi," tutup Jokowi.