Penyebab Terbesar Indonesia Resesi, Salah satunya Kosumsi Rumah Tangga

Penyebab Terbesar Indonesia Resesi, Salah satunya Kosumsi Rumah Tangga

Ahmad
2020-11-05 17:24:03
Penyebab Terbesar Indonesia Resesi, Salah satunya Kosumsi Rumah Tangga
Foto: Instagram

Badan Pusat Statistik (BPS) sebut konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2020 menjadi salah satu pemyebab terjadinya resesi di Indonesia.

Konsumsi rumah tangga pada kuartal III/2020 masih terkontraksi dalam, sebesar -4,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Konsumsi rumah tangga ini masih menjadi pendorong terbesar kontraksi ekonomi pada kuartal ketiga karena komponen ini memiliki porsi 57 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Konsumsi rumah tangga merupakan sumber kontraksi terdalam karena bobot konsumsi rumah tangga sekitar 57 persen, sementara masih kontraksi -4 persen yoy, sehingga sumber pertumbuhan konsumsi rumah tangga menyumbang 2,17 persen," katanya Kepala BPS Suhariyanto, Kamis 5 November 2020.

Baca Juga: Resmi Resesi, Istana Sebut Indonesia Lebih Baik dari Negara Lain

Suhariyanto menjelaskan, rendahnya konsumsi masyarakat tercermin dari penjualan eceran yang masih mengalami kontraksi, diantaranya pada penjualan sandang, bahan bakar kendaraan, suku cadang dan aksesoris, peralatan informasi dan telekomunikasi, perlengkapan rumah tangga lainnya, barang budaya dan rekreasi, serta barang lainnya.

Penjualan mobil penumpang dan sepeda motor pada kuartal III/2020 masih mengalami kontraksi. Hal yang sama juga terjadi pada transaksi uang elektronik, kartu debit, dan kartu kredit masih terkontraksi.

Ekonomi Indonesia pada kuartal III/2020 justru didorong oleh konsumsi pemerintah, yang tumbuh sebesar 9,76 persen yoy dan tumbuh 16,93 persen secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq).

Pertumbuhan belanja pemerintah ini didorong oleh peningkatan realisasi belanja bantuan sosial terkait dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN), serta peningkatan belanja barang dan jasa.

Baca Juga: Resmi Resesi, Ini Dampak yang Akan Masyarakat Rasakan

"Belanja pemerintah pusat kenaikannya sangat tinggi, tercermin dari belanja barang dan belanja hibah dan belanja bansos. Tentunya realisasi APBN ini akan berpengaruh positif ke konsumsi pemerintah dan membantu konsumsi rumah tangga," kata Suhariyanto.

Secara keseluruhan, ekonomi pada kuartal III/2020 mengalami pertumbuhan positif 5,05 persen secara qtq, namun secara tahunan mengalami kontraksi -3,49 persen yoy, yang artinya Indonesia resmi memasuki zona resesi.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30