Gunung Merapi aktif setinggi 2.930 mdpl yang berlokasi di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini tak bisa dilepaskan dari berbagai mitos yang berkembang di masyarakat.
1. Asal mula Gunung Merapi serta cerita kakak beradik pengrajin keris
Menurut narasi dari kitab-kitab kuno, Gunung Merapi awalannya namanya Jamurdwipa serta terdapat di Laut Selatan Jawa. Gunung indah ini menjulang tinggi, dijaga oleh sepasang kakak beradik pengrajin keris.
Lihat Pulau Jawa yang hampir terbenam sebab lebih cenderung mengarah barat, beberapa dewa punya niat mengalihkan satu gunung ke tengahnya jadi keseimbangan. Gunung Jamurdwipa ini yang diambil, sebab terletak tidak sejauh mana.
Sayangnya waktu itu ke-2 pengrajin keris belum menyelesaikan kerjanya. Mereka minta sedikit waktu, tetapi beberapa dewa menampik serta selekasnya mengalihkan gunung ke tempat Merapi sekarang.
Sepasang pengrajin keris itu meneror, bila mereka dipindahkan paksa dengan keadaan perapian yang masih menyala karena itu nantinya akan berlangsung bencana kekal. Benar saja, magma di Merapi sampai sekarang tidak henti-hentinya menghangat. Cuma menanti waktu saja untuk meletus serta mengalir ke luar.
Baca Juga : Kisah Mistis Eyang Antaboga Berbentuk Naga yang Konon Penjaga Gunung Merapi
2. Pasar Bubrah
Ada satu tempat di dekat pucuk Merapi yang tersohor di golongan pendaki, Pasar Bubrah namanya. Tempatnya cukup landai serta tidak kebanyakan pohon, karena itu seringkali diambil jadi tempat membangun tenda.
Jangan disangka Pasar Bubrah berbentuk seperti tempat jual-beli biasanya. Ini ialah pasarnya makhluk gaib, yang menimbulkan situasi ramai walau tidak ada siapapun juga. Dari situlah dipanggil jadi Pasar Bubrah.
Masyarakat seputar serta pengawas Merapi tetap mewanti-wanti pendaki untuk tidak melakukan perbuatan beberapa macam di titik ini. Tetap menjaga sopan santun untuk menghargai mereka, walau tidak kasat mata.
3. Batu tinggi di Puncak Garuda
Masih ingat tragedi tewasnya seorang pendaki yang jatuh ke kawah Merapi? Pemuda namanya Erri ini berpose di salah satunya batu tinggi di Pucuk Garuda. Sialnya, dia tergelincir lantas jatuh ke kawah serta meninggal saat itu juga.
Saat photo paling akhir Erri di pucuk bocor ke publik, beberapa orang yang temukan keganjilan. Saat erupsi hebat Merapi pada 2010, batu tinggi tempat Erri berpose hilang serta rata dengan tanah. Lantas bagaimana dapat batu itu berdiri kembali dengan bentuk yang persis sama 5 tahun sesudahnya.
Baca Juga : Kisah Mistis Wisata Gunung Putri Lembang yang Penuh Misteri
4. Keraton Merapi serta ritual Sri Sultan Hamengkubuwono
Merapi ialah satu gunung buat orang biasa. Tetapi buat beberapa orang dengan ketrampilan spesial, lihat Merapi ialah seperti satu keraton gaib dengan kerajaan istimewa serta pasukan di dalamnya.
Narasi ini terkait dengan legenda Sultan Agung, yang minta pertolongan pada Ratu Pantai Selatan untuk menolongnya kembalikan kejayaan. Ketentuannya, keturunan kesultanan harus terus memberi sesaji serta penghormatan dengan turun-temurun. Bisa yakin atau mungkin tidak, tetapi Sri Sultan Hamengkubuwono tetap jalankan ritual selamatan satu tahun sekali di seputar Merapi.
5. Figur Eyang Petruk, tanda-tanda sebelum gunung meletus
Sebelum meletus kembali di tahun 2016, masyarakat di seputar Merapi digemparkan dengan munculnya awan yang memiliki bentuk seperti figur Petruk. Tokoh dalam pewayangan Jawa yang disebut anggota Punakawan.
Masyarakat ditempat memang meyakini kehadiran figur Mbah Petruk atau Eyang Petruk. Beliau jaga Merapi serta manusia di sekelilingnya. Maka, bila Mbah Petruk berupaya memperlihatkan dianya dapat disimpulkan jadi tanda-tanda bahaya.
Benar saja, tidak lama sesudah photo gumpalan awan seperti Mbah Petruk tersebar, Merapi meletus pada Oktober 2016.
Baca Juga : Kisah Seram Gunung Sumbing yang Konon Banyak Dihuni Makhluk Halus
6. Mitos Nyai Gadung Melati serta Alas Alap-alap
Cerita mistis masalah kehadiran Keraton Merapi dibetulkan oleh masyarakat seputar melalui kehadiran Gunung Wutoh. Dalam Bahasa Jawa, wutoh bermakna utuh. Dibagian kawah memang ada gundukan seperti gunung utuh, yang dipercaya jadi pintu masuk penting ke arah Keraton Merapi.
Pintu ini dijaga oleh figur Nyai Gadung Melati, wanita kenakan pakaian hijau yang terkadang mendatangi mimpi masyarakat seputar sebelum Merapi meletus. Nyai Gadung Melati ini yang jaga Alas Alap-alap atau Rimba Alap-alap.
Rimba di lereng Merapi ini ditempati banyak satwa. Saat gunung mulai memperlihatkan kegiatan beresiko, satwa-satwa dari rimba ini umumnya turun ke bawah sampai sampai pemukiman masyarakat.