Pemerintah melalui Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan pengembangan vaksin merah putih masih sangat relevan untuk dilakukan di tengah pandemi corona.
Disaat bersamaan pemerintah terus mengimpor ratusan juta vaksin corona dari luar negeri.
Vaksin impor tersebut berasal dari Uni Emirat Arab dan Sinovac dari China merupakan upaya jangka pendek pemerinta memerangi corona.
Baca Juga: Fakta Terbaru soal Vaksin Corona AstraZeneca Mulai Dikirim April 2021
Vaksin merah putih, kata Bambang menyebut pemerintah telah melakukan sejumlah upaya agar terus tak bergantung pada vaksin impor.
Sekedar informasi, proses penemuan vaksin memerlukan waktu yang tidak sebentar lantaran harus mengedepankan keamanan bagi masyarakat. Seperti, AstraZeneca dari Eropa yang mana telah sepakat akan mengirimkan 100 juta dosis ke Indonesia.
Baca Juga: Biodata Paling Lengkap Rizky Billar yang Selalu Tampil Mesra dengan Lesti Kejora
Pada April lalu, AstraZeneca sempat menghentikan uji klinis hanya karena ada satu relawan yang mengalami gangguan di sistem saraf otak.
Soal harga, pemerintah akan membayar uang muka untuk pengadaan vaksin corona dari AstraZeneca sebesar US$250 juta atau setara Rp3,67 triliun pada akhir bulan ini.