Semua orang pasti akan sangat takut ketika mendengar kata di kubur, karena setiap manusia yang sudah mati akan dikubur didalam tanah. Tapi, itu adalah hal yang wajar, karena memang semua orang yang sudah meninggal akan dikubur didalam tanah sebagia tempat peristirahatan terakhir.
Bahkan kalimat "dikubur hidup-hidup" sangat ditakuti oleh manusia dari ratusan tahun yang lalu, dan ternyata orang-orang terdahulu juga telah berusaha untuk menghindari hal tersebut benar terjadi.
Baca Juga : Seram! Ini Ciri-ciri Rumah Kamu Terkena Santet Tanah Kuburan
Dikubur hidup-hidup digunakan pada seseorang yang memiliki penyakit tertentu yang tidak lagi memiliki harapan atau seseorang dalam masa hukuman. Para dokter zaman terdahulu juga memikirkan cara terbaik untuk membunuh seseorang tanpa harus menggunakan metode itu karena dianggap tidak efektif dan sangat mengerikan. Untuk menghindari kesensaraan tersebut, Seseorang yang bernama James Mott rela menggunakan cara penggal kepala untuk menghindari dirinya dikubur hidup-hidup.
James Mott tidak ingin melakukan sesi dikubur hidup-hidup, jadi dia meninggalkan instruksi yang sangat rinci dalam surat wasiatnya pada tahun 1927. Menurut Listverse, Dua dokter dari Inggris tersebut harus memeriksa mayatnya dan membuktikan melalui berbagai tes bahwa dia memang sudah mati. Setelah itu, ia menginstruksikan para dokter lain untuk meletakkan asam prussic di mulutnya.
Baca Juga : Kisah Mistis Makam Medelek di Jombang yang Dianggap Sebagai Kuburan Terangker di Indonesia
Setelah racun diletakkan di mulutnya, Ia menulis di suratnya, agar dokter tersebut memenggal kepalanya atau jika pilihan tersebut sangat sulit dilakukan maka mau tidak mau dokter harus membedah jasad James Mott.
Jasad tidak hanya dibedah namun akan dicincang habis-habisan sehingga tidak ada harapan untuk kembali hidup, yang kemudian akan dibuang ke laut. Namun, jika ini terbukti tidak praktis, ia meminta agar jenazahnya dimasukkan ke dalam karung dan dikremasi. Abunya bisa dilepaskan saja ke udara.
Baca Juga : Ternyata Ini Alasan Batu Nisan Perempuan Belanda di Jogja Selalu Miring
Kasus pemenggalan kepala lainnya diterbitkan pada tahun 1905. Dalam kasus itu, seorang Dr. Hadwen menghormati permintaan pasien dan memotong kepalanya setelah dipastikan bahwa ia sudah mati.
Di Newton, Massachusetts, Charles Albert Reed juga meminta agar kepalanya dipenggal dari tubuhnya setelah mati. Untuk memastikan perbuatan itu dilakukan, dia meninggalkan $ 500 dalam wasiatnya untuk membayar dokter yang melakukan pemenggalan kepala.