Sumur Bandung yang berlokasi di teras belakang Kantor Unit Induk Distribusi (UID) Perusahaan Listrik Negara (PLN) Jawa Barat, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung atau sebelah barat Sungai Cikapundung memiliki kisah misteri.
Sumur berdiameter sekitar 150 sentimeter itu, menyimpan cerita yang melegenda. Sejumlah literatur dan ulasan menyebutkan bahwa air Sumur Bandung memiliki tuah atau berkhasiat.
Baca Juga: Kisah Misteri Mbah Boncolono, Maling Sakti Jasad dan Kepala Dimakam Terpisah
Lantaran diselimuti legenda, sumur ini dianggap keramat. Tak sedikit orang berkunjung untuk memanjatkan doa bersama di malam dan bulan tertentu di sumur itu.
Karena alasan itulah, Sumur Bandung tak dihilangkan dan tetap berada di tempatnya meskipun di lokasi sekitar sumur telah berdiri gedung UID PLN Jawa Barat, dulu Gedung PLN Bandung yang dibangun dan diresmikan saat era kolonial Belanda pada 1930-an.
"Mungkin karena sumur itu punya riwayat, semacam legenda, jadi gak boleh dipindahkan," kata Pian Sopian, anggota satuan pengamanan (satpam) Kantor UIN PLN Jawa Barat.
Baca Juga: Deretan Nama-nama Hantu Air di Indonesia, dari Hantu Banyu hingga Rabing
Saat ini, selain ditutup menggunakan lempengan besi bermotif dan dicat warna kuning keemasan, di atas penutup sumur itu juga terpasang semacam mahkota warna perak.
Sisi sumur ditutup keramik warna hitam. Di sisi barat sumur terdapat sebuah prasasti dengan tulisan dipahat di atas batu marmer putih. Tulisan berbahasa Sunda itu berbunyi:
"Sumur Bandung mere karahayuan ka rahayat Bandung. Sumur Bandung mere karahayuan ka Dayeuh Bandung. Sumur Bandung rahayuning Dayeuh Bandung. Ayana di Gedong PLN Bandung. (Artinya: Sumur Bandung memberi kemuliaan bagi masyarakat Bandung. Sumur Bandung memberi kemuliaan bagi Kota Bandung. Sumur Bandung memuliakan Kota Bandung. Berada di Gedung PLN Bandung"). Bandung 25 Mei 1811. Raden Adipati Wiranatakusumah II."
Lantaran dianggap bertuah dan keramaat, Sumur Bandung kerap dikunjungi peziarah. Sebagian besar pengunjung berasal dari luar Kota Bandung, seperti Bogor, Garut, Cirebon, dan Indramayu. Bahkan pernah datang pengunjung dari Bali.
Anggota satpam Kantor UID PLN Jawa Barat Pian Sopian mengatakan, hal-hal mistis pernah dialami beberapa pengunjung. Seperti seorang ibu dari Bogor bercerita bahwa dia ditemni oleh seorang anggota satpam perempuan berdarah Belanda.
Kejadiannya siang hari. Si ibu dari Bogor itu diantarkan oleh sosok satpam perempuan Belanda tersebut sampai ke depan sumur Bandung. Bahkan sampai ke dalam gedung.
"Penampakannya gadis Belanda. Si ibu diantar sama none Belanda itu sampai ke atas (dalam gedung). Sosok tersebut jalan seperti orang biasa berdua dengan si ibu. Setelah itu, si ibu bertanya ke satpam di sini. Kata dia tadi ada satpam perempuan, keturunan Belanda, geulis (cantik), menemaninya. Satpam yang ditanya menjawab, tidak ada satpam cewek di sini mah," kata Pian.
Pian mengungkapkan, pengunjung bukan hanya warga Kota Bandung dan sekitarnya, tetapi justru sebagian besar dari luar Kota Bandung. Sebagian besar dari Bogor, Garut, Indramayu, dan Cirebon.
Bahkan pernah ada pengunjung dari Bali sengaja datang untuk meminta air Sumur Bandung yang diyakini memiliki tuah. "Pernah datang orang dari Bali minta air Sumur Bandung. Katanya untuk keperluan ritual," ungkap Pian.
Pian mengatakan, manajemen Kantor UID PLN Jawa Barat membuka pintu bagi masyarakat yang ingin berkunjung ke Sumur Bandung.
"Sebelum ada COVID, kunjungan dibuka mulai pukul 08.00 pagi sampai 20.00 WIB. Sekarang, karena ada COVID hanya dari jam enam sore (18.00) sampai delapan malam (20.00 WIB)," tutur Pian.
Baca Juga: Kisah Misteri Hantu Belanda Cantik di Jogja, Begini Kisah Tragis
Sebelum wabah COVID-19, kata Pian, masyarakat diizinkan berkunjung dari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 WIB sampai 20.00 WIB. Namun kini, waktu kunjungan dibatasi hanya dua jam, yakni dari pukul 18.00 hingga 20.00 WIB.
"Sebelum COVID-19, sering orang berkunjung ke sini (Sumur Bandung). Bahkan ada yang wiridan (doa bersama) di sana. Tak sedikit pula yang mengambil air dari sumur itu," kata Pian.
Para pengunjung yang hendak melihat Sumur Bandung atau mengambil airnya, tutur dia, tak dipungut biaya. Satpam hanya meminta pengunjung menitipkan identitas diri mereka, seperti kartu tanda penduduk (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM).