Setidaknya terdapat 500 anak menjadi perokok aktif selama pandemi corona berlangsung di Indonesia. Temuan tersebut dikatakan oleh Yayasan Arek Lintang yang bekerjasama dengan Koalisi Stop Child Abuse.
Yayasan Arek Lintang mengatakan, anak-anak dibawah umur tersebut merokok di tempat umum. Salah satunya di warung kopi.
Yayasan itu mengatakan, salah satu pemicunya adalah tidak adanya kegiatan sekolah tatap muka. Sehingga, para anak-anak banyak menggunakan wifi dan belajar daring bersama di warung kopi sambil menghisap rokok.
Baca Juga: Di Tengah Pandemi, Jokowi Masuk Daftar 20 Pria Paling Dikagumi di Dunia
Tim Baseline Survey Koalisi Stop Child Abuse Lisa Febriyanto, mengatakan temuan 500 anak menjadi perokok aktif selama pandemi corona berlangsung di Indonesia, merupakan hasil survei yang diakukan di 5 kota besar.
Yaitu, Surabaya, Sidoarjo, Malang Raya, Jember-Banyuwangi dan DI Yogyakarta.
Yayasan Arek Lintang yang diwakili oleh Direktur Eksekutif Yayasan Arek Lintang Yuliani Umrah, mengatakan, dirinya khawatir angka perokok aktif di kalangan anak-anak mencapai lebih dari 500 jika temuan ini tidak ditindak lanjuti.
Menanggapi itu, Ketua Gabungan Pengusaha Rokok Surabaya ikut membenarkan temuan tersebut. Bahkan, dia mengakui prevalensi anak perokok Indonesia terus mengalami kenaikan.
Baca Juga: Fakta Paling Baru Konser Dangdut di Tegal Berujung Wakil Ketua DPRD Jadi Tersangka
Pada tahun 2018 naik 9,1 persen. Untuk itu, Gabungan Pengusaha Rokok sendiri sepakat untuk menurunkannya di tahun ini menjadi 8,4 persen.
Sekedar informasi, salah satu penyebab tingginya angka perokok tinggi disebabkan karena murahnya harga rokok dan pengaruh dari lingkungan sosial.