Menteri Keuangan Sri Mulyani mematikan resesi ekonomi akan terjadi di Indonesia. Pernyataan tersebut, dia katakan setelah merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini minus 0,6 persen hingga 1,7 persen.
Proyeksi ini, dia menjelaskan, lebih parah dari sebelumnya yang mematok PDB minus 0,2 persen hingga 1,1 persen.
"Ini artinya, negatif kemungkinan terjadi pada kuartal ketiga dan berlangsung pada kuartal keempat yang kita masih upayakan (pertumbuhannya) mendekati nol," ujar Ani, sapaan akrabnya, dalam paparan APBN Kita, dilansir CNN, Selasa 22 September 2020.
Sementara untuk 2021 nanti, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 4,5 persen-5,5 persen. Target ini lebih rendah dari proyeksi institusi asing yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bisa menyentuh 6 persen.
Baca Juga: Pecahkan Rekor Kematian Akibat Corona Melonjak 160 Orang, 184.298 Sembuh
Ani, sapaan akrab Menkeu itu memastikan Indonesia akan mengalami resesi setelah mengalami pertumbuhan negatif pada Kuartal II dan akan minus pada Kuartal III.
Hal ini juga diperparah dari kondisi nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.785 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (22/9) sore. Posisi tersebut melemah 0,58 persen dibandingkan perdagangan Selasa 21 September 2020 sore di level Rp14.700 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14.782 per dolar AS atau melemah dari Rp14.723 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Terkait perkembangan kasus positif corona, jumlah kematian corona di RI melonjak sangat tajam. Dilansir dari Kumparan, Selasa 22 September 2020, dalam 24 jam tercatat ada 160 pasien corona meninggal dunia. Dengan penambahan tersebut, secara kumulatif jumlah pasien positif corona yang meninggal per hari ini sebanyak 9.837.
Ini merupakan rekor tertinggi sejak awal pandemi dilaporkan di Indonesia pada 2 Maret. Sebelumnya rekor terjadi pada 22 Juli, dengan catatan 139 kematian dalam sehari.
Secara total, kematian corona di Indonesia mencapai 9.837 orang. Angka itu didapat dari 252.923 kasus positif.
Kemudian, sebanyak 184.298 pasien positif corona dinyatakan telah sembuh.
Baca Juga: Penggiat Media Sosial Ini Nilai Erick Thohir Gigih Kendalikan Covid-19, Ini Penjelasannya
Sekedar informasi, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan untuk menekan laju kasus corona dan angka kematian di sembilan provinsi.
Sembilan provinsi itu meliputi, Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatarea Utara, Kalimantan Selatan, Bali, dan Papua. Namun, setelah hampir seminggu berlalu kasus di sembilan provinsi belum menurun. Hari ini, Selasa 22 September 2020 menjadi sepekan awal untuk melihat pemenuhan target Luhut dan Doni yang dimandatkan Jokowi.
Sumber: CNN, Kumparan