Seorang ahli dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Chaerul Anwar Nidom mengatakan virus corona memiliki kecerdikan lebih cerdik dari vaksin yang tengah dikembangkan.
Guru Besar Ilmu Biologi Molekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya ini mengungkapkan, jika dilihat dari karakter dan komponen biologi yang dimilikinya, virus ini bisa membaca kesalahan replikasi saat bermutasi.
Padahal, virus RNA lain tidak mampu membaca kesalahan replikasi saat bermutasi.
Dilansir dari CNN, Kamis 17 September 2020, virus yang berasal dari Wuhan, China ini dapat membaca kesalahan replikasi berasal dari struktur virus yang bernama non-structural protein-14 (nsp14).
Baca Juga: Beberapa Rumah Sakit Swasta Tawarkan Paket Isolasi, Ini Harganya
Struktur ini yang akan membetulkan mutasi yang disebabkan oleh salah membaca replikasi. Sehingga, mutasi bukan yang cara utama virus corona untuk mempertahankan hidupnya.
Akibatnya, kecerdikan virus berkat enzim nsp-14 ini, bisa menyebabkan obat antiviral seperti remdesivir atau ribavirin menjadi kurang efektif.
Virus ini bisa mengenali dan membuang antiviral analog terhadap struktur virus berupa adenin, guanin, sitosin dan urasil tersebut, melalui kerja enzim nsp-14 ini.
Sekedar informasi, literasi ini dibuat oleh Chaerul bersama tim laboratorium Professor Nidom Foundation (PNF) sebagai pengantar dari jurnal internasional berjudul ''Investigation of the D614G Mutation and Antibody-Dependent Enhancement Sequences in Indonesia SARS-CoV-2 Isolates and Comparasion to South Asian Isolates'. Literasi tersebut dipublikasikan di Systematic Reviews in Pharmacy.
Terkait perkembangan kasus positif virus corona, per Kamis 17 September 2020, dilaporkan terdapat penambahan 3.635 kasus baru.
Dengan begitu, total kasus positif virus corona di Indonesia tembus 232.628 dari yang sebelumnya sebanyak 228.993.
Baca Juga: Alami Penambahan 3.635 Kasus Baru, 232.628 Positif, 9.222 Lainnya Meninggal Dunia
Dilansir dari kemenkes.go.id, Kamis 17 September 2020, pasien positif virus corona yang meninggal bertambah sebanyak 122 jiwa. Dengan jumlah ini, maka total pasien meninggal mencapai 9.222.
Pasien positif virus corona yang sembuh juga semakin bertambah banyak. Per hari ini, dilaporkan 2.585 pasien sembuh dari corona, sehingga totalnya jadi 166.686.
Kemudian, beberapa rumah sakit swasta dan hotel tawarkan paket isolasi mandiri akibat terpapar Covid-19 dengan harga yang menarik. Hal ini berawal dari jumlah penderita Covid-19 semakin tak terkendali, ditambah adanya kebijakan isolasi mandiri di rumah sangat tidak dianjurkan.
Pemerintah dalam hal ini, menilai ketidakmampuan masyarakat dalam melakukan isolasi mandiri secara maksimal, serta kurang disiplin dan pengetahuan dalam melakukan isolasi mandiri, diduga menjadi pemicu tingginya angka klaster di rumah tangga.
Untuk itu, saat ini pemerintah memperluas layanan kesehatan dengan menggandeng hotel bintang 2 dan bintang 3 di wilayah Jakarta sebagai tempat isolasi bagi yang terpapar Covid-19 tanpa gejala. Hal serupa akan dilakukan di kota-kota lain. Isolasi mandiri di rumah tidak dianjurkan lagi karena berpotensi menularkan Covid-19 di dalam keluarga.
Sayangnya, sampai saat ini, pemerintah memang belum mengumumkan daftar hotel yang akan ditunjuk sebagai tempat isolasi mandiri.
Sumber: CNN, Kumparan, Kompas