3 Hutan di Ciamis ini Terkenal Angker dan Kental Mistis

3 Hutan di Ciamis ini Terkenal Angker dan Kental Mistis

Ekel Suranta Sembiring
2020-09-08 20:30:35
3 Hutan di Ciamis ini Terkenal Angker dan Kental Mistis
Hutan Larangan di Ciamis (foto: kamangkaranews.com)

Di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat terdapat tiga hutan terkenal angker dan kental mistis. Tidak hanya itu, hutan di Ciamis ini juga menyimpan mitos menyeramkan.

Berikut 3 hutan di Ciamis terkenal angker, kental mistis, dan minyimpan mitos menyeramkan:

Baca Juga: Mitos Wisata Makam Jayaprana, Dilarang Dilewati Pengantin, Begini Solusinya

1. Hutan Larangan

Hutan Larangan ini berada di Kampung Adat Kuta, Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari. Tidak bisa sembarangan bila ingin masuk ke hutan ini. Ada ketentuan yang harus ditaati kalau tidak ingin terjadi sesuatu pada hidup anda.

Tata tertib Hutan Larangan ini sudah ada sejak dulu. Ada jadwal tertentu agar bisa masuk ke Hutan Larangan. Bagi yang tidak mengikuti tata-tertib, warga disana percaya akan mendatangkan musibah. 

Beberapa hal yang harus ditaati kalau mau masuk hutan. Seperti tidak boleh menggunakan alas kaki, tidak boleh memakai perhiasan, jangan meludah sembarangan, jangan buang air sembarangan, wanita sedang berhalangan tidak boleh masuk, jangan menggunakan baju serba hitam dan jangan menggunakan seragam terutama mengenakan pangkat.

Konon, orang tidak boleh memakai baju serba hitam dan hanya boleh masuk pada hari Senin dan hari Jumat mulai pukul 08.00.

"Bila orang itu masuk mengenakan seragam berpangkat, jabatannya bisa turun. Sudah ada beberapa yang tidak mengikuti aturan itu ternyata jabatannya turun," ujar Warja, salah satu sesepuh Kampung Adat Kuta.

Seluruh isi hutan ini tidak boleh dibawa keluar atau dimanfaatkan. Seperti kayu-kayu yang berusia ratusan tahun, meskipun sudah tumbang harus dibiarkan membusuk di sana.

Hutan Larangan ini merupakan tempat yang dianggap suci. Artinya tidak dikotori dengan hal-hal dari luar. Di Hutan Larangan ini juga konon kerap dijadikan tempat untuk meminta sesuatu, seperti untuk meminta jabatan. Disana pengunjung atau yang ziarah menyucikan diri di telaga atau sumber mata air yang ada.

"Ada juga yang ke sini untuk meminta jabatan, hanya saja kalau yang kesana pakai seragam dan jabatan itu akan turun. Karena dianggap sebagai orang sombong, dianggap 'ngaluhuran' yang disini. Karena disini posisinya paling atas, disebut Ambu Rama Bima Raksa Kalijaga yang artinya orang tua yang menjaga seluruh umat," jelasnya.

Baca Juga: Mitos Larangan Keturunan I Dewa Babi Menyebarangi Nusa Penida, ini akan Terjadi bila Dilanggar

2. Hutan Gunung Dukuh

Hutan lain yang memiliki cerita mistis di Ciamis adalah Hutan Gunung Dukuh di Desa Jagabaya, Kecamatan Panawangan. Sejak dulu di hutan ini tidak ada satupun warga yang berani mengambil pohon, bahkan ranting sekalipun.

Konon, setiap ada warga yang mencoba dan memaksa mengambil ranting pohon untuk kayu bakar, malam harinya akan didatangi sosok makhluk halus berwujud harimau atau lodaya.

Sosok harimau itu meminta orang tersebut mengembalikan apa yang diambilnya di hutan. Percaya atau tidak mitos ini sudah ada sejak lama dan turun temurun.

Dengan mitos itu, hutan gunung dukuh kini masih terjaga keasriannya. Pohon-pohon yang berusia ratusan tahun dengan batang pohon berdiameter cukup besar masih berdiri kokoh.

Bahkan di hutan itu terdapat sumber mata air yang melimpah, kini digunakan warga untuk keperluan sehari-hari. Hutan gunung dukuh sekarang ditetapkan sebagai kawasan esensial.

"Memang mitos disini kuat, sudah turun temurun. Tidak boleh membawa keluar apa-apa saja yang ada di hutan ini, ranting yang sudah jatuh saja tidak boleh ada sanksinya. Apalagi menebang pohon, memang sejak dulu seperti itu," ujar Wawan Setiawan, tokoh masyarakat.

Menurut dia, sempat ada warga pendatang yang mengambil ranting pohon di hutan itu. Baru disimpan dan belum digunakan untuk kayu bakar, pada malam harinya ada yang datang dan meminta untuk mengembalikannya.

"Kejadian itu sempat menjadi pembicaraan, jadi orang itu langsung mengembalikannya ke hutan. Jadi sampai sekarang tidak ada lagi yang berani. Memang harus menghormati amanah dari sesepuh. Kalau dibebaskan mungkin hutan sudah habis," ujar Wawan.

Menurut Wawan, mitos yang berasal dari para pendahulunya itu terjadi bukan tanpa alasan. Karena setiap manusia harus menjaga lingkungan dan hutan, untuk diwariskan kepada anak cucu.

"Jangan sampai anak cucu kita tidak bisa menikmati keindahan alam. Hanya karena pohon di hutan habis digunakan untuk pembangunan. Harus dirawat dan dijaga," tutur Wawan.

Baca Juga: Tanah Lot, Tempat Wisata Favorit Menyimpan Berbagai Mitos

3. Hutan Pasarean

Hutan Pasarean Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, ada cerita mitos yang cukup menyeramkan.

Konon, bila ada orang yang mengambil pohon di hutan tersebut bakal didatangi sosok 'maung' (harimau) meminta dikembalikan. Namun bila tidak kembalikan, dalam waktu tak terlalu lama orang tersebut bisa terkena musibah.

Hutan Pasarean Handap (bawah) ini berada di Desa Nagarapageuh, Kecamatan Panawangan. Di tempat ini juga merupakan makam salah satu tokoh di daerah tersebut yakni Pangeran Undakan Kalangan Sari. Kini kawasan tersebut sudah ditetapkan sebagai hutan lindung dan Situs Cagar Budaya.

Di lokasi hutan ini juga terdapat tangga dan jalan untuk akses menyusuri hutan. Dalam pembangunannya, warga tak merusak hutan tersebut. Namun hanya membangun jalan yang awalnya tanah menjadi jalan agar mudah dilalui.

Masyarakat Desa Nagarapageuh sudah menjaga hutan tersebut sejak lama. Warga tak ada yang berani untuk memanfaatkan hasil alam di hutan tersebut. Dari mengambil ranting pohon, memanfaatkan pohon yang sudah tumbang. Apalagi sampai menebang pohon di Hutan Pasarean.

Menurut cerita masyarakat, siapa saja yang mengambil hasil alam akan didatangi sosok 'maung' atau harimau secara tiba-tiba pada malam harinya. Sosok tersebut meminta agar orang itu mengembalikan pohon yang telah diambilnya.

Namun, bila masih bandel orang itu bakal mendapat musibah atau malapetaka, dari kecelakaan hingga sakit. Percaya atau tidak mitos ini sudah ada sejak lama dan turun temurun.

"Memang menurut cerita orang tua dulu larangan itu benar terjadi. Bukan mimpi, tapi beneran nyata didatangi sosok harimau. Tapi itu zaman dulu," ujar Samin Setiawan, warga setempat yang juga Amil Desa Nagarapageuh.

"Kalau sekarang kan sudah tak ada lagi yang mengambil apapun di sini. Bisa dilihat, pohon tumbang saja dibiarkan sampai lapuk di tempat ini. Padahal kan bisa untuk kayu bakar. Tapi warga di sini tak berani," tambahnya.

Dengan mitos itu tentunya bukan tanpa alasan. Karena manusia harus menjaga alam dengan baik. Agar generasi selanjutnya masih bisa menikmati alam tersebut. Salah satunya dengan menjaga sumber mata air.

Tak disangkal, mitos ini membuat Hutan Pasarean masih asri dengan sejumlah pohon berdiameter besar yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Berkat hutan itu, sumber mata air masih terjaga. Warga setempat tak kekurangan air bersih sepanjang tahun.

Sumber: Detik


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30