Kasus Corona Dekati Angka 200.000, Epidemiolog Usul Indonesia Lockdown

Kasus Corona Dekati Angka 200.000, Epidemiolog Usul Indonesia Lockdown

Ahmad
2020-09-03 20:54:58
Kasus Corona Dekati Angka 200.000, Epidemiolog Usul Indonesia Lockdown
Ilustrasi. Foto: Pixabay

Seorang Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono menyarankan agar pemerintah Indonesia memberlakukan lockdown atau karantina wilayah agar penyebaran virus corona (Covid-19) bisa ditekan secara optimal.

Berdasarkan angka kasus positif yang mencapai 184.286 per 3 September sudah terbilang sangat besar, kata dia, sehingga lockdown perlu diterapkan.

"Kasusnya sudah lebih 180 ribu, yang harusnya dilakukan adalah lockdown, PSBB ketat. Semua moda transportasi disetop, kecuali transportasi untuk logistik makanan," katanya dilansir dari CNN, Kamis 3 September 2020.

Baca Juga: Gejala Baru Virus Corona, Mulai dari Diare hingga Mata Merah

Pemerintah tidak hanya perlu meningkatkan kapasitas tes dan pelacakan virus, tetapi juga membatasi aktivitas penduduk dengan maksimal. Dengan begitu, penyebaran virus bisa benar-benar ditekan.

Selain lockdown, Pandu mengatakan pemerintah juga bisa kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang ketat. Tidak seperti sekarang yang sudah dilonggarkan.

Menurutnya, obat atau vaksin yang akan beredar belum tentu cocok digunakan di Indonesia. Belum lagi jika menimbulkan efek samping yang aman bagi semua orang.

"Fokus pada public health, tidak perlu vaksin atau obat yang efek sampingnya belum kita tahu," jelas Pandu," kata Pandu.

Sekedar informasi, pertarungan dengan virus corona di Indonesia belumlah berakhir. Tercatat, per Kamis 3 September 2020, ada penambahan 3.622 kasus baru.

Dengan begitu, maka total kasus positif corona di Indonesia mencapai 184.268.     

Dikutip dari situs resmi kemenkes.go.id, pasien meninggal dunia karena corona bertambah sebanyak 134 orang. Dengan jumlah ini, maka total pasien meninggal adalah 7.750 dari yang sebelumnya 7.616 jiwa.    

Per hari ini, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 2.084 orang. Sehingga, jumlah total pasien corona yang sembuh mencapai 132.055 dibandingkan jumlah sebelumnya yaitu 129.971.  

Sebelumnya, pemerintah menargetkan dapat memberikan vaksin covid-19 kepada 70 persen penduduk Indonesia secara massal pada 2021. 

Artinya, sebanyak 161 juta orang penduduk ditargetkan menerima vaksin dengan asumsi jumlah penduduk 230 juta.

Kemudian, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memperingatkan pemerintah soal kemungkinan masalah baru yang muncul jika vaksin untuk COVID-19. IDI menyebut masa efektif khasiatnya hanya enam bulan sejak disuntikkan ke tubuh pasien.

Baca Juga: IDI Sebut Khasiat Vaksin Corona Hanya Bertahan 6 Bulan

Jika vaksin memang hanya bertahan selama enam bulan, untuk mencegah penularan lanjutan, menurut IDI, vaksinasi harus secara massal dan serempak kepada seluruh penduduk Indonesia yang berjumlah 270 juta.

"Kami ambil estimasi (khasiat vaksin) enam bulan. Itulah kenapa harus dilakukan [vaksinasi] serempak, dan dalam jangka waktu enam bulan harus selesai," kata Ketua Umum IDI Daeng M Faqih dalam telekonferensi, Kamis, 3 September 2020.

Pemerintah diharapkan membagi dua kategori proses vaksinasi, yaitu melalui jalur bantuan pemerintah dan jalur mandiri.



Sumber: CNN, Suara, Detik


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30