Gejala infeksi virus corona ternyata tak hanya dilihat dari gangguan sistem pernapasan, seperti batuk dan sesak napas. Hasil penelitian menyebutkan, gejala virus corona juga ditandai dengan gangguan kesehatan pada organ lain.
Lebih lanjut, Jubir pemerintah dan Satgas COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan sejumlah gejala yang bisa dirasakan pengidap COVID-19 di luar sistem pernapasan.
Gejala itu di antaranya dari diare, mual dan muntah, nyeri otot, hingga mata merah atau konjungtivitis.
"Tidak mengherankan apabila virus dapat memiliki efek di organ-organ lain sehingga ada juga gejala-gejala lain di luar sistem pernapasan yang dapat muncul, yaitu diare, tidak nafsu makan, mual muntah, sakit kepala, nyeri otot atau pegal-pegal, radang selaput mata atau konjungtivitis, bercak pada kulit atau perubahan warna pada jari kulit dan kaki," jelas Wiku saat konferensi pers, Kamis 3 September 2020.
Baca Juga: Erick Thohir Ungkap Efek Vaksin Covid-19 Tidak Permanen
Jika masyarakat mengalami gejala tersebut, Wiku mengatakan, untuk tetap tenang dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain melalui pernaasan, virus ini masuk ke tubuh manusia, organ, hingga sel-sel melalui reseptor ACE2 (Angiotensin converting enzyme).
Reseptor ACE2 adalah enzim yang menempel pada permukaan luar (membran) sel-sel di beberapa organ, seperti paru-paru, arteri, jantung, ginjal, dan usus.
"Virus ini biasanya masuk ke tubuh melalui hidung yang disampaikan melalui Reseptor ACE2, berfungsi sebagai jalan masuk virus ke dalam sel, sehingga dpt menimbulkan gejala pilek, hidung tersumbat atau nyeri tenggorokan. Tapi Reseptor ACE2 itu juga berada di seluruh tubuh, pembuluh darah, usus dan organ lainnya," terang Wiku.
"Dari data WHO dan CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) di AS, menjelaskan bahwa gejala yang sering muncul pada penderita COVID-19 adalah demam, batuk, sesak napas, kehilangan indra penciuman atau perasa, dibuktikan oleh penelitian observasional pada 961 tenaga kesehatan dan 87 persen pasien pada penelitian di Eropa yang di dalam artikel ilmiah," kata Wiku.
Baca Juga: IDI Sebut Khasiat Vaksin Corona Hanya Bertahan 6 Bulan
Terakhir, dia menghimbau masyarakat mengurangi potensi penularan virus corona dengan menjaga daya tahan tubuh atau imunitas. Mulai dari menjaga pola makan, makan makanan bergizi, menghindari stres, dan tidur teratur.
"Kita harus menjaga imunitas karena ini sebagai daya tahan tubuh, daya tahan individu, daya tahan kolektif, ketahanan masyarakat Indonesia dikontribusi oleh rata-rata imunitas masyarakatnya," pungkasnya.
Sumber: Kumparan, Detik