Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan masyarakat akan merasa takut untuk melakukan aktivitas ekonomi jika masalah pandemi Corona tidak terpecahkan.
Untuk itu, Ma'ruf menegaskan pemerintah akan fokus melakukan penuntasan untuk penanganan COVID-19.
"Bagi pemerintah masalah kesehatan adalah prioritas, penuntasan penanganan pandemi COVID-19 adalah prasyarat untuk meningkatkan keyakinan masyarakat," kata Ma'ruf Amin saat menghadiri Dies Natalis Universitas Hasanuddin secara virtual, Selasa 1 September 2020.
Dalam hal ini, dia mengatakan pemerintah tengah serius memecahkan masalah corona. Aktivis ekonomi, menurut dia, tidak akan berjalan jika masyarakat tak ada keyakinan penanganan corona. Masyarakat akan merasakan ketakutan.
Baca Juga: Terungkap, Ini Isi Pembicaraan Jokowi dan Xin Jinping Lewat Sambungan Telpon soal Vaksin Corona
Ma'ruf mengatakan untuk menangani pandami COVID-19 ini pemerintah mengalokasikan dana lebih dari 87 triliun dalam bidang kesehatan.
Ma'ruf menegaskan pemerintah juga menganggarkan dana untuk pengadaan vaksin Corona.
"Tanpa adanya keyakinan masyarakat bahwa pemerintah serius untuk memecahkan masalah pandemi COVID-19 maka akan terus terjadi semacam ketakutan untuk memulai kegiatan ekonomi termasuk untuk melakukan aktivitas belanja atau konsumsi. Sepanjang masyarakat tidak merasa aman maka kegiatan ekonomi tidak akan berputar," katanya.
"Dengan pertimbangan itu pula pemerintah mengalokasikan anggaran lebih dari 87 triliun untuk bidang kesehatan dari total anggaran PEN yang besarnya 695,2 triliun untuk tahun ini dan untuk tahun 2021 pemerintah juga telah menganggarkan tidak kurang dari 356,5 triliun untuk penanganan kesehatan termasuk untuk pengadaan vaksin pencegah COVID-19," jelasnya.
Soal ketahanan pangan Indonesia, Ma'ruf mengatakan, akan menjadi sebuah tantangan tersendiri. Salah satu penyebabnya adalah alih fungsi lahan.
Baca Juga: Ini Kata Lain 'Anjay' Menurut Ernest Prakasa
Untuk itu, dia meminta untuk meningkatkan produktivas pertanian.
"Di negara kita ketahanan pangan menjadi tantangan tersendiri bahkan sebelum terjadinya pandemi COVID-19. Alih fungsi lahan menjadi ancaman serius bagi ekosistem pertanian di Indonesia. Berubahnya fungsi lahan sawah membawa dampak yang sangat luas seperti ancaman terhadap ketahanan pangan, kemiskinan petani dan kerusakan ekologi di pedesaan," tuturnya.
"Upaya meningkatkan produktivitas pertanian ini perlu kita optimalkan sebagai solusi bagi lahan pertanian yang sempit dengan menjadikan produktivitas yang lebih tinggi," ungkapnya.
Menurut FAO, kata Ma'ruf menjelaskan, salah satu dampak pandemi corona adalah kelangkaan pangan.
"FAO meminta negara-negara penghasil pangan besar di dunia untuk mengambil langkah pengamanan cadangan pangan dalam negeri untuk memastikan terjaminnya stok pangan nasional," jelasnya.
Sumber: Detik, CNN