Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengucapkan selamat Tahun Baru 1 Muharam 1442 Hijriah. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak masyarakat untuk berhijrah menuju pribadi yang lebih baik.
"Mari kita sambut Tahun Baru Islam ini dengan kembali menegaskan tekad untuk berhijrah," kata Jokowi seperti dikutip detikcom melalui akun Instagram resminya, Kamis 20 Agustus 2020.
"Dari perilaku individualistik ke peduli sesama. Dari sifat malas ke karakter pekerja keras. Dari mudah marah ke manusia yang penyabar," ucap Jokowi.
Baca Juga: Selamat Tahun Baru Islam 1442 H, Berikut Kumpulan Peristiwa Penting di Bulan Muharam
Jokowi juga mengajak masyarakat untuk tetap optimistis, sehingga ujian dan tantangan dapat dilalui bersama dengan rida dari Allah yang Mahakuasa.
"Kita tanggalkan pesimisme dan melangkah penuh optimisme. Dengan rida Allah yang Mahakuasa, ujian dan tantangan ini akan dapat kita lalui bersama," ujar Jokowi.
Sekedar informasi, Muharam merupakan bulan pembuka dalam sistem penanggalan Islam yang akan mengalami pergantian pada Kamis 20 Agustus 2020. Tahun Baru Islam 1442 H memberi banyak doa dan harapan bagi seluruh masyarakat.
Pada awal Tahun Baru Islam 1442 Hijriah, puasa sunnah merupakan salah satu amalan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam.
Baca Juga: Tradisi Unik Sambut Tahun Baru 1 Muharram 1442 Hijriah
Indonesia terkenal dengan kemajmukan budaya dan tradisinya. Begitupun pada tradisi penyambutan Tahun Baru Islam.
Namun, di tengah pandemi Covid-19, mungkin ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak mengelar tradisi tersebut.
Berikut Correcto.id rangkum beberapa informasi mengenai tradisi penyambutan Tahun Baru Islam.
1. Pawai Obor
Tradisi yang satu ini memang banyak dilakukan oleh umat Islam di Indonesia sebagai rasa syukur dan antusias umat menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharrram.
Sejumlah masyarakat biasanya pawai membawa obor mengelilingi kampung dan sambil bershalawat ataupun berdoa.
2. Kirab Kebo Bule
Tradisi yang satu ini menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh warga Surakarta. Pasalnya dalam tradisi ini mereka mengarak mengikuti kerbau berwarna putih yang dianggap sebagai turunan kerbau kiyai Slamet.
Dalam pelaksanaannya kirab kerbo bule ini dilakukan dengan menuntun kerbo bule yang diikuti oleh para keluarga keraton sembari membawa pusaka. Kerbo bule ini disebut sebagai cucuking lampah atau pemandu kirab.
Sumber: Detik, Kompas, Tribunnews