Menyambut Tahun Baru Islam Menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 Hijriah, yang jatuh pada 20 Agustus 2020, ada banyak tradisi unik yang dilakukan umat muslim.
Tak hanya itu saja bahkan beragam tradisi unik selalu digelar setiap tahunnya untuk menyambut 1 Muharram.
Pada awal Tahun Baru Islam 1442 Hijriah, puasa sunnah merupakan salah satu amalan yang dapat dikerjakan oleh umat Islam.
Baca Juga: Jelang Tahun Baru Islam, Sejarah hingga Keutamaan Bulan Muharram
Tak hanya itu saja pasalnya umat Islam di seluruh dunia memiliki tradisi dan cara masing-masing menyambut datangnya Tahun Baru Islam, tak terkecuali umat Islam di Indonesia.
Indonesia terkenal dengan kemajmukan budaya dan tradisinya. Begitupun pada tradisi penyambutan Tahun Baru Islam.
Namun, di tengah pandemi Covid-19, mungkin ada beberapa wilayah di Indonesia yang tidak mengelar tradisi tersebut.
Berikut Correcto.id rangkum beberapa informasi mengenai tradisi penyambutan Tahun Baru Islam.
1. Pawai Obor
Tradisi yang satu ini memang banyak dilakukan oleh umat Islam di Indonesia sebagai rasa syukur dan antusias umat menyambut datangnya Tahun Baru Islam 1 Muharrram.
Sejumlah masyarakat biasanya pawai membawa obor mengelilingi kampung dan sambil bershalawat ataupun berdoa.
2. Kirab Kebo Bule
Tradisi yang satu ini menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh warga Surakarta. Pasalnya dalam tradisi ini mereka mengarak mengikuti kerbau berwarna putih yang dianggap sebagai turunan kerbau kiyai Slamet.
Dalam pelaksanaannya kirab kerbo bule ini dilakukan dengan menuntun kerbo bule yang diikuti oleh para keluarga keraton sembari membawa pusaka. Kerbo bule ini disebut sebagai cucuking lampah atau pemandu kirab.
3. Mubeng Beteng
Tradisi yang satu ini biasanya dilakukan oleh warga Jogjakarta. Tradisi ini dilaksanakan oleh ratusan abdi dalem keraton berkeliling lingkungan keraton yang kemudian diikuti oleh warga.
Baca Juga: Jelang Tahun Baru Islam, Ini Doa Akhir dan Awal Tahun Baru 1 Muharram 1442 H/2020
Tak hanya itu saja bahkan pada saat tradisi berlangsung, dilarang berbicara, makan serta meroko, mereka berjalan bisa sejauh 5 km. Hal ini sebagai bentuk refleksi dan introsfeksi diri.
4. Ledug Suro
Tradisi ledug Suro ini dilaksanakan dengan kirab Nayoko dan Bolu Rahayu. Mereka akan berebut Bolu Rahayu yang mereka anggap akan membawa berkah dan keberuntungan. Ledug Suro ini menjadi tradisi bagi masyarakat Magetan, Jawa Timur.
Sumber:Potensi Bisnis,Tribunnews,pikiranrakyat,kompas