Sejumlah ahli dari berbagai negara memperingatkan mengenai bahaya di balik euforia produksi vaksin virus corona yang disampaikan pemerintah.
Mereka menilai pernyataan ketersediaan vaksin dalam waktu dekat dikhawatirkan memberikan harapan semu sehingga masyarakat mulai lalai dalam menjalankan protokol kesehatan.
Salah satunya, ahli biologi molekuler Ahmad Rusdan Handoyo Utomo mengatakan selama masa uji coba vaksin, tidak ada jaminan berhasil memberikan proteksi terhadap virus corona. Karenanya, ia mengimbau masyarakat tidak tenggelam dalam euforia dan menaruh harapan penuh pada vaksin corona tersebut.
Baca Juga: Doni Monardo: Kemungkinan Ada Banyak Kejadian Menjelang Vaksin Corona Diberikan
"Tidak ada jaminan bahwa uji klinis fase III akan berhasil membuktikan efek proteksi. Semua peneliti yang terlibat dalam uji klinis tidak ada yang berani menjamin," katanya dilansir dari CNN, Minggu 16 Agustus 2020.
Sebut saja, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengenalkan Kalung Kayu Putih sebagai penangkal Covid-19 meskipun belum terbukti secara ilmiah. Lalu, Gubernur Bali Wayan Koster sempat mengklaim metode pengobatan tradisional Bali (usada) dengan cara terapi arak Bali efektif menyembuhkan pasien positif tanpa gejala (asimptomatik).
Baca Juga: Pertama di Dunia, Rusia Klaim 'Sputnik V' Vaksin COVID-19, Ampuhkah?
Selanjutnya, Epidemiolog dari Universitas Griffith, Dicky Budiman menambahkan uji klinis tahap III vaksin corona tersebut menggunakan metode virus yang dilemahkan. Sayangnya, menurut Dicky metode tersebut justru metode paling sederhana dalam melemahkan virus corona.
"Vaksin yang diuji tidak ada garansi memiliki keberhasilan. Apalagi teknologi yang dipakai dalam pembuatan vaksin ini adalah cara paling sederhana, yaitu dengan melemahkan virus," ujarnya.
"Bila ada vaksin yang prosesnya cepat dan tidak melalui tahapan baku cepat maka cenderung tidak aman dan tidak efektif," ujar Dicky.
Baru-baru ini, Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir menyatakan bahwa pemerintah tengah mempersiapkan produksi vaksin covid-19 lewat BUMN farmasi, yakni PT Bio Farma (Persero). Ia berjanji pemerintah siap memproduksi sebanyak 250 juta dosis vaksin pada akhir tahun ini.
Meski penuh tantangan, namun ia menyanggupi untuk mulai menyuntikkan vaksin kepada 30 juta hingga 40 juta orang pada Januari-Februari 2021 dengan syarat seluruh komponen pemerintah seperti TNI/Polri, lintas kementerian, dan pemerintah daerah turut berperan aktif membantu.
Sumber: Detik, CNN, Kompas