Terungkap, Ini Motif Penyerangan Doa Nikah Anak Habib Umar Assegaf

Terungkap, Ini Motif Penyerangan Doa Nikah Anak Habib Umar Assegaf

Ahmad
2020-08-13 14:08:40
Terungkap, Ini Motif Penyerangan Doa Nikah Anak Habib Umar Assegaf
Foto: Instagram

Tujuh orang pelaku penyerangan acara doa jelang pernikahan putri Habib Umar Assegaf di Solo telah ditangkap. Lima orang di antaranya ditetapkan sebagai tersangka.

Terkait motif, pihak kepolisian belum bisa menyampaikan kepada publik. Pasalnya, para tersangka belum semua tertangkap.

"Motif akan disampaikan saat tersangka kumpul," kata Ahmad Luthfi saat ditanya wartawan terkait motif di balik penyerangan itu dalam jumpa pers di Mapolresta Solo, Kamis 13 Agustus 2020.

Luthfi menyampaikan ada dua orang pelaku baru yang ditangkap. Sehingga total ada tujuh orang terduga pelaku penyerangan yang telah ditangkap polisi.

Baca Juga: Kronologi Gadis 16 Tahun Tewas Bunuh Diri di Pasuruan

"Kami telah mengamankan lagi 2 orang inisial N dan A. Jadi kita amankan 2 orang dan semuanya jumlahnya menjadi 7 orang," kata Luthfi.

Sementara dari tujuh orang itu, ada lima orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Sedangkan dua orang lainnya masih didalami peran dan keterlibatannya.

"Peran N dan A masih didalami oleh penyidik. Dua orang ini kita dalami apakah yang bersangkutan istilahnya bukti cukup terkait dengan pidana yang dilakukan," tutupnya.

Sebelumnya, massa menyerang acara doa menjelang pernikahan anak Habib Umar Assegaf pada Sabtu 8 Agustus 2020 waktu magrib. Tiga orang terluka dalam kejadian ini, salah seorang di antaranya Habib Umar Assegaf. Dia sempat dirawat di rumah sakit sehingga batal menjadi wali nikah putrinya yang digelar pada Minggu 9 Agustus 2020.

Baca Juga: Depok Mulai Berlakukan Tilang Elektronik, Cek Jadwalnya

Diwawancara sebelumnya, pengacara tersangka penyerangan, Hery Dwi Utomo, mengatakan, penyerangan itu dilakukan massa berasal dari kelompok yang berbeda-beda. Dia menyebut massa mendatangi acara tersebut karena ada informasi yang menyebut tentang kegiatan terlarang.

"Sebetulnya kalau kita melihat dari kejadian itu, memang masyarakat dan massa di lokasi mensinyalir itu adalah kegiatan sekte-sekte tertentu," kata Hery.

"Kalau kelompok kan berarti ada pimpinannya yang menggerakkan. Tetapi itu sembarang orang lewat ikut, natural mengalir, spontan saja," sambungnya.





Sumber: Suara, Detik, Tribunews


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30