Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon akan menerima Bintang Mahaputra Nararya dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Fadli menerima tanda jasa ini karena dianggap berjasa selama menjabat wakil ketua DPR 2014-2019.
Bersama Fahri Hamzah, Fadli bakal menerima bintang penghargaan itu meski selama ini sering melontarkan kritik pedas pada Jokowi.
Dalam berbagai kesempatan, dia mengkritisi berbagai kebijakan yang dikeluarkan oleh Jokowi sampai saat ini. Bahkan, saat Partai Gerindra berkoalisi dengan pemerintah dan Ketua Umum Prabowo Subianto jadi Menteri Pertahanan. Ia mengaku akan terus bersuara karena tugasnya sebagai pengawas pemerintah.
Baca Juga: Diduga Lakukan Pelecehan Seksual, Kasat Reskrim Selayar Viral
Fadli melontarkan kritik baik secara langsung maupun lewat akun media sosialnya. Tak terhitung jumlah kritikan Fadli Zon sampai hari ini meskipun Prabowo Subianto jadi salah satu pembantu Jokowi di pemerintahan.
Berikut rangkuman kritikan yang dilontarkan Fadli Zon yang acap kali melahirkan kontroversi di tengah publik.
1. Presiden Baca Doraemon
Fadli pernah dengan terang-terangan membandingkan Jokowi dengan tokoh bangsa. Perbandingan ini Fadli lakukan dari buku yang kerap dibaca oleh para pemikir bangsa.
Sejarah mencatat setiap pendiri dan tokoh bangsa kerap memiliki daftar bacaan yang luar biasa.
Hal itu justru berbanding terbalik dengan Jokowi. Fadli menyebut baru kali ada presiden RI membaca komik Doraemon dan Shincan.
"Kita tidak temukan tokoh pendiri bangsa yang tidak membaca dan menulis, baru sekarang kita punya presiden bacanya (komik) Doraemon dan Shincan," kata Fadli.
2. Nawaduka
Fadli pernah menyebut pemerintahan Jokowi di periode pertama gagal total. Bahkan dia menilai program nawacita yang diusung Jokowi itu gagal total.
Menurutnya, Nawacita bukan menyejahterakan rakyat, tetapi malah menyengsarakan rakyat
"Empat tahun hampir lima tahun pemerintahan Jokowi ini kan gagal memberi kesejahteraan rakyat. Nawacita menjadi Nawaduka kan, gagal," kata Fadli.
3. Sajak Sepatu Kotor Jokowi
Fadli pernah mempublikasikan tulisan bertajuk 'Sajak Sepatu Kotor'. Tulisan yang dia sebut sebagai puisi itu berisi satire tentang sebuah sandiwara di balik kebakaran lahan dan hutan (karhutla) yang terjadi di Indonesia.
Fadli Zon menulis tentang sebuah drama penguasa yang dipertontonkan ke publik ketika warga tercekik asap karhutla. 'Sepatu kotor' dalam puisi tersebut jadi representasi simbol pencitraan rezim penguasa.
"Sepasang sepatu kotor monumen kerja rezim teledor di tengah api terus menari mengiringi citra publikasi," demikian penggalan puisi yang ditulis Fadli di akun Twitter miliknya.
Fadli tak memberikan klarifikasi puisi sindirannya itu ditujukan kepada siapa. Namun tak sedikit publik yang memahami puisi tersebut sebagai sindiran terhadap kualitas kepemimpinan Jokowi dalam menyelesaikan persoalan.
Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah juga akan menerima anugrah Bintang Mahaputra Naraya dari Presiden Jokowi.
Sama dengan Fadli Zon, Fahri juga kerap melontarkan kritikan pedas kepada Jokowi.
Fahri menerima tanda jasa ini karena dianggap berjasa selama menjabat wakil ketua DPR 2014-2019.
Fahri mengklaim mendapatkan bintang jasa tersebut karena pengabdiannya sebagai anggota DPR selama 15 tahun sekaligus sempat memimpin lembaga negara tersebut.
Berikut adalah deretan kritikan Fahri kepada Jokowi yang sempat mengundang kontroversi di tengah-tengah publik:
1. Kartu Merah
Pada medio awal Februari tahun 2018 silam, Fahri Hamzah sempat mengeluarkan 'kartu merah' sebagai bentuk kritiknya terhadap arah bangsa Indonesia saat ini. Meski demikian, Fahri enggan menjelaskan sosok atau institusi yang diberinya kartu merah tersebut.
Aksi kartu merah Fahri itu terjadi saat ia memberikan kata sambutan dalam acara Musyawarah Kerja Nasional I KA KAMMI yang mengangkat tema Arah Baru Indonesia.
Fahri menyatakan, seorang pemain harus dikeluarkan apabila melakukan kesalahan dalam membawa arah bangsa Indonesia.
Baca Juga: Terungkap Begini Nasib Pegawai Swasta Tak Dapat Bantuan Rp 600 Ribu dari Jokowi
2. Istilah Bilateral Jokowi
Fahri sempat mengkritisi istilah 'bilateral' yang dugunakan Jokowi saat bertemu Presiden FIFA Gianni Infantino. Menurut Fahri, penggunaan istilah tersebut kurang tepat.
Jokowi bertemu Gianni di Bangkok, Thailand pada November 2019 lalu.
Fahri menulis di akun media sosialnya, "Setahu saya istilah #Bilateral itu hanya untuk negara...FIFA bukan negara kan?..wallahualam."
3. Ma'ruf Amin hanya Simbolik
Baru-baru ini Fahri juga melontarkan kritiknya terhadap Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Ia menganggap tugas Ma'ruf hanya sekadar simbolik saja dalam pemerintahan Jokowi periode kedua ini.
Fahri memandang kinerja Ma'ruf tidak bisa dibandingkan dengan pendahulunya Jusuf Kalla (JK). Karena, kata dia, Ma'ruf ditugaskan untuk menjaga simbol partisipasi kelompok Islam di dalam pemerintahan.
4. Minta Tak Pindah Ibu Kota Negara
Fahri sempat mengkritik wacana Jokowi yang akan memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Pulau Kalimantan. Fahri menilai hasil kajian pemindahan ibu kota yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tak terlalu dalam.
"Saya sudah baca kajiannya, enggak terlalu dalam kajiannya," kata Fahri pertengahan tahun 2019 silam.
Sumber: CNN, Kompas, Detik