Menurut data kasus virus corona (covid-19) di Indonesia per Jumat, 7 Agustus 2020 dari akun twitter @BNPB_Indonesia, Provinsi DKI Jakatra lampaui Jawa Timur (Jatim) dengan kasus baru 665 dan menjadi 24.601 kasus terkonfirmasi. Sementara Jatim ada 378 kasus baru dan total menjadi 24.493 kasus terkonfirmasi.
Sementara itu, menurut Mentri Dalam Negeri RI, Muhammad Tito Karnavian mengatakan, Pemerintahan Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah membagikan masker sebanyak 22 juta kepada warga secara gratis. Hal itu sebagai upaya membantu masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan.
"Saya diberitahu oleh gubernur DKI 2 hari yang lalu total kami sudah 22 juta masker, hari ini kita melihat angka 26 juta," ujarnya.
"Ini rekor sudah pecah lagi ini, saya berharap dengan acara ini nanti bisa membantu untuk menekan penurunan angka COVID," lanjutnya.
Tito juga menambahkan, warga DKI sudah mulai lalai dengan penerapan protokol kesehatan. Angka penambahan ini sesuai dengan realita di dua daerah ini.
"Kita juga harus realistis dengan data yang ada, data yang ada saat ini Jatim sudah menyalip DKI Jakarta dalam jumlah angka yang positif," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah membagian 26 juta masker di Pendopo Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat 7 Agustus 2020. Ini juga sebagian usaha penekanan penyebaran virus corona khususnya di Jatim.
"Ada 26 juta masker yang siap untuk dibagikan seluruh elemen warga Jawa Timur maupun yang sedang berkunjung ke Jawa Timur. Yang ada di sini harus sehat, dan yang hadir di sini harus sehat. Kita lindungi diri kita dengan menggunakan masker," katanya.
Baca juga: Diduga Kesetrum, Pria di Sulteng Ditemukan Tewas, Satgas Turun Tangan
Baca juga: Kisah Misteri Hantu Canguk, Hantu Baik Hati di Sungai Blongkeng Muntilan Magelang
Tito menyambungkan, yang turut hadir dalam pembagian makser tersebut mengapresiasi Pemprov Jatim atas dilaksanakannya gerakan membagikan 26 juta masker gratis kepada masyarakat demi menekan penyebaran covid-19.
"Acara ini di luar dugaan kami. Ini berawal dari awal Juli, saya menyampaikan ke beberapa kepala daerah, kita mengalami mulai Maret, awalnya kita gagap dengan covid-19 bagaimana menghadapi, penularan, konsep yang tepat seperti apa, belum dampak sosial ekonomi," kata Tito.
"Tapi perlahan kita bisa mulai mencari format, perlu ada langkah pencegahan, kuratif, langkah untuk menjaga supaya tidak ada efek domino yang terlalu dalam terhadap ekonomi keuangan. Efek domino tidak perlu dalam, dan menimbulkan krisis sosial, sehingga ada bansos," imbuhnya.
Sumber: Kompas/Tribun/Kumparan/Medcom