Kisah Misteri Hantu Canguk, Hantu Baik Hati di Sungai Blongkeng Muntilan Magelang

Kisah Misteri Hantu Canguk, Hantu Baik Hati di Sungai Blongkeng Muntilan Magelang

Ekel Suranta Sembiring
2020-08-07 19:36:56
Kisah Misteri Hantu Canguk, Hantu Baik Hati di Sungai Blongkeng Muntilan Magelang
Ilustrasi (foto: tirto.id)

Sungai Blongkeng  adalah sebuah sungai yang berada di Magelang berhulu di gunung Merapi dan bermuara di laut kidul setelah menyatu dengan sungai Elo dan Progo. Sungai ini menyimpan kisah misteri keberadaan hantu yang baik hati bernama Canguk. Konon, sosok canguk ini biasa ditemukan di spot-spot mancing yang banyak ikannya.

Salah satu warga di bantaran kali Blongkeng, Muntilan Kabupaten Magelang bernama Pramono mengaku dia pernah mendengar dongeng tentang hantu canguk ini."Yang bercerita mbah Amat saat masih muda," katanya.

Baca Juga:

Kisah Mistis Hantu Nurjanah, Hantu Cantik dari Pekalongan yang Selalu Mengundang Pria Datang ke Kuburan Bila Ingin Melamar

Kisah Misteri Hantu Memedi Usus di Tegal yang Sepat Viral Pada Tahun 1980-an

Kisah Misteri Emrah yang Sempat Hilang Diduga Dilarikan Orang Bunian di Kelok 9 saat Pulang Ziarah

Menurut Pramono, mbah Amat ini saat masih muda sangat gemar menangkap ikan dengan cara memancing. Ia selalu berpamitan kepada istrinya untuk memancing, dengan dalih mencari lauk.

"Saat itu sebelum tahun 1965. Lauk menjadi sangat mahal dan masyarakat sini mengandalkan ikan di sungai sebagai lauk," kata Pramono.

Suatu malam, mbah Amat berpamitan kepada istrinya seperti biasa. Tujuannya langsung ke sungai Blongkeng. Ia biasanya mancing di bawah jembatan jalan raya Yogya-Magelang.

"Anehnya, baru saja duduk, ikan-ikan sudah berlompatan. Mbah Amat langsung menyiapkan joran dan perangkat memancingnya. Benar nggak sampai lima menit, jorannya berkedut," kata Pramono.

Sungai Blongkeng berair sangat jernih karena airnya bercampur pasir dan bebatuan dari gunung Merapi. Ikan yang paling banyak jenisnya adalah Tombro. Ini adalah sejenis ikan mas namun beda dengan ikan mas hias. Nama keren dalam ilmu Biologi disebut Cyprinus Carpio.

Nyaris belum sampai seperempat jam, mbah Amat sudah mendapatkan ikan tombro banyak sekali. Cukup untuk lauk tiga hari lebih. Maka mbah Amat kemudian berhenti memancing dan menyalakan rokok klembak menyan.

"Mas, nyuwun gramane. (Mas minta apinya)," tiba-tiba mbah Amat disapa seseorang di belakangnya.

Tanpa menoleh, ia langsung menyodorkan korek api. Ia lalu asyik membenahi ikan-ikan tombro yang didapatnya.

"Matur nuwun nggih. (Terima kasih ya)," suara tadi mengucap terima kasih sambil menyentuh tengkuknya.

Dinginnya luar biasa. Mbah Amat mau tak mau menoleh. Ia menemukan seorang laki-laki yang sebaya dirinya juga tengah asyik merokok klembak menyan.

"Sampun kathah kok mboten kondur. (Sudah banyak kok nggak pulang)," kata lelaki asing tadi.

Kembali mbah Amat menoleh. Ia kaget, sosok tadi tiba-tiba berubah menjadi besar. karena takut ia memandang ke arah gunung Merapi. Tapi rasa penasaran membuatnya ingin kembali menoleh.

"Canguk!" seru mbah Amat.

"Nggih mas. (Iya mas)," jawab sosok tadi yang makin lama makin membesar.

Mbah Amat langsung mengambil tempat ikan, ia lari meninggalkan Canguk itu. Sandal Lily kebanggaannya tertinggal. Ia terus berlari menuju rumahnya. Di sebuah tikungan tiba-tiba ia menumbuk benda kenyal yang sangat dingin.

"Mboten usah mlajar. Kula mboten ngganggu. Namung kok sampeyan mboten matur nuwun. (Nggak usah lari. Saya kan nggak ngganggu. Tapi anda kok nggak berterima kasih)?" suara lembut datang dari benda yang ditumbuk itu. Ternyata perut Canguk itu.

Baca Juga:

Mengenal Batu Talempong di Sumbar, Alat Musik Unik dan Punya Cerita Misteri

Kisah Misteri Hantu Santriwati yang Menuntut Balas di Salah Satu Pesantren Lamongan

5 Ciri-ciri Rumah Makan Pakai Pesugihan yang Wajib Kamu Ketahui

"Oh nggih matur nuwun. Matur nuwun. (Oh iya. Terima kasih. Terima Kasih)," kata mbah Amat terbata.

Setelah mbah Amat mengucapkan terima kasih, Canguk itu menghilang dan dari kejauhan terdengar suara azan subuh.

Sumber: Liputan6


Share :