Ketua DPP NasDem Willy Aditya menilai Program Organisasi Penggerak (POP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah membuat gaduh. Namun Willy tak ingin menanggapi adanya desakan Nadiem Makarim dicopot sebagai Mendikbud.
"Apakah dengan gaduh POP ini Menteri Nadiem Makarim perlu dicopot? Itu sepenuhnya kewenangan Presiden, apakah gaduh ini bisa jadi penilaian untuk memberhentikan atau tidak. Frankly speaking, bukan cuma Nadiem yang bikin gaduh kok, jadi harus fair juga memberi penilaian," ungkap Saleh Partaonan Daulay.
Baca juga: Diduga Perkosa Anjing, Pria di Sulsesl Diadukan Pecinta Satwa ke Polisi
Menururt Willy program organisasi penggerak (POP) yang dicanangkan Kemendikbud memang bermasalah. Dirinya menilai apa yang disusun di POP tidaklah sesuai dengan tujuan dan makna pendidikan seharusnya.
"Saya kira program organisasi penggerak ini memang terdapat sejumlah masalah. Mulai dari tujuannya yang menjadi rancu dengan makna kependidikan dan peningkatan kualitas SDM Indonesia," kata Willy kepada wartawan, Selasa 28 Juli 2020.
Selain itu menurutnya terdapat sejumlah kejanggalan, seperti soal transparansi proses rekrutmen. Sehingga memungkin organisasi yag tidak punya portifolio di bidang pendidikan tiba-tiba bisa terlibat.
"POP ini juga bermasalah dalam transparansi proses rekrutmen. Sehingga ada organisasi yang tidak punya jejak pendidikan bisa ikut terlibat atau malah organisasi yang sudah sangat kaya juga bisa diikutsertakan," imbuhnya.
Baca juga: Soal Evaluasi Program Organisasi Penggerak, PGRI: Pak Mendikbud Gak Jelas
Anggota Komisi I DPR RI tersebut lantas meminta agar Kemendikbud mengevaluasi program tersebut. Namun jika justru makin membuat kegaduhan, Willy meminta agar Kemendikbud agar mengahpus program tersebut.
"Sebaiknya Kemendikbud segera sempurnakan programnya jika memang terkait renstra kementerian. Jika dia tidak terkait dengan renstra pendidikan maka hapus saja sebelum makin nambah bermasalah," tuturnya.
Sumber: Kumparan