Pengamat Ekonomi UI: Proses Seleksi Direksi BUMN Sudah Berjalan 8 Tahun Terakhir

Pengamat Ekonomi UI: Proses Seleksi Direksi BUMN Sudah Berjalan 8 Tahun Terakhir

Ahmad
2020-07-26 16:41:44
Pengamat Ekonomi UI: Proses Seleksi Direksi BUMN Sudah Berjalan 8 Tahun Terakhir
Foto: Instagram/kementerianbumn

Pengamat Ekonomi UI sekaligus pengamat BUMN, Toto Pranoto mengatakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah mengalami proses yang sudah lama.

Dia menambahkan, dalam proses tersebut, BUMN juga mengalami berbagai perbaikan. Khusunya perekrutan calon direksi dan komisaris di perusahaan plat merah. 

"Saya kira gini, BUMN sudah lama berproses dalam melakukan perbaikan-perbaikan dalam berbagai hal. Artinya, seleksi untuk duduk di pimpinan BUMN jadi direksi atau komisaris itu, memang sudah melewati proses-proses yang sudah diatur,"katanya dilansir CNN, Minggu 26 Juli 2020.

Baca Juga: Fakta Dibalik Direksi BUMN yang Diduga Adian Titipan Mafia Migas

"Mereka harus mengikuti fit and proper test, mereka harus mengikuti asesmen. Setelah lulus, kita sampaikan ke Kementerian BUMN untuk pengambilan keputusan," imbuhnya.

Bahkan, Toto melanjutkan, untuk perusahaan yang besar seperti Pertamina dan PLN, prosesnya tidak berhenti di Kementerian BUMN dan TPA yang diketuai oleh Presiden.

Proses seperti ini, menurut dia, sudah berjalan selama 8 tahun terakhir.  

"Bahkan, untuk BUMN skala besar seperti Pertamina dan PLN sudah disebutkan bung Adian, prosesnya tidak berhenti di Kementerian BUMN dan TPA yang diketuai oleh Presiden," ucapnya. 

"Prosesnya sudah berjalan selama 8 tahun terakhir," ujarnya," sambungnya.

Terakhir, dia memastikan, mereka-mereka yang yang telah lolos seleksi proses untuk duduk di jajaran direksi dan komisaris BUMN merupakan orang yang terpilih.

"Saya kira kalau BUMN sudah melakukan cara yang begitu ketat, saya kira yang duduk sebagai direksi dan komisaris merupakan orang yang terpilih. gak asal aja bungkus orang," katanya.

"Dalam 4 tahun ini, kita juga telah membantu pemerintah melakukan perekrutan direksi dan komisaris di luar BUMN. Termasuk merekrut diaspora yang ada di luar negeri yang mempunyai kempuan luar biasa," pungkasnya.

Baca Juga: Kronologi Pasien Suspek COVID-19 di Medan Dikubur Berdaster yang Viral di Sosmed

Sebelumnya, Politisi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyinggung Menteri BUMN Erick Thohir yang mengisi jabatan direksi dan komisaris di seluruh perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditunjuk melalui jalur titipan.

Bahkan Adian menduga jumlah orang yang dititipkan itu mencapai 7.200.

"Semuanya titipan. Dari 6.000 sampai 7.200 komisaris dan direksi BUMN itu menurut saya semua titipan," kata Adian seperti yang dikutip melalui laman cnnindonesia di Jakarta, Minggu 26 Juli 2020.

Sayangnya, dia  tak mau menjelaskan titipan dari pihak mana orang-orang yang kini duduk di posisi strategis perusahaan pelat merah tersebut.

Menanggapi hal tersebut, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga membantah pernyataan Adian yang menyebut ribuan direksi dan komisaris di perusahaan pelat merah merupakan orang-orang titipan.

Menurut Arya, pemilihan direksi dan komisaris BUMN memiliki mekanisme tersendiri. Setiap orang yang terpilih menjabat direksi dan komisaris di perusahaan plat merah telah mengikuti serangkaian proses.

“Yang namanya direksi dan komisaris itu dipilih ada prosesnya mencari orang yang tepat, orang yang emang punya kemampuan, orang yang punya latar belakang di industri tersebut,” kata Arya.

“Komisaris atau direksinya ya mana pernah terbuka. Jadi lucu, ini bukan jabatan publik. Ini kan posisi korporasi. Jadi saya bisa mengatakan bahwa Bung Adian Napitupulu ini jadi banyak blundernya. Karena tidak paham budaya korprasi,” ucap dia.





Sumber: Akun YouTube CNN Indonesia


Share :