Sebuah foto jenazah warga reaktif COVID-19 yang dikubur masih menggunakan daster di perkuburan Medan viral di media sosial. Lurah setempat pun memberi penjelasan terkait hal ini.
Dalam foto tersebut, terlihat jenazah perempuan yang masih menggunakan daster. Jenazah itu sudah di dalam peti dan sudah dimasukkan ke dalam tanah perkuburan.
Jenazah ini disebut dikuburkan di Kelurahan Suka Maju, Kota Medan. Lurah Suka Maju, Harry Agus Perdana, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian ini.
Baca Juga: Waduh! Kemendikbud Sebut 8.522 Sekolah Belum Berlistrik, 42.159 DIantaranya Tak Ada Akses Internet
"Pagi itu kita dapat informasi dari rumah sakit Sembiring, diinformasikan ke kita ada pasien. Memang di rapid test reaktif, tapi swab-nya belum keluar. Malam Jumat beliau masuk, beberapa jam kemudian meninggal. Hanya saja rumah sakit Sembiring menetapkan supaya tetap dikebumikan dengan protokol COVID," kata Agus.
Berikut ini kronologi jenazah warga reaktif COVID-19 yang dikubur masih menggunakan daster di perkuburan Medan versi Lurah Suka Maju, Harry Agus Perdana:
Kamis 23 Juni 2020
Menurut keterangan lurah setempat, pasien suspek COVID ini mulai masuk ke rumah sakit pada Kamis, 23 Juli 2020. Dia datang karena memiliki penyakit jantung. Sampai di rumah sakit dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif.
"Ada kronologis (penyakit) jantungnya, kata rumah sakit Sembiring," ucapnya.
"Rencana dikebumikan tetap di Tuntungan (lokasi pemakaman khusus COVID-19 Simalingkar) itu. Hanya saja, pihak keluarga menolak, karena pihak keluarga mengatakan ini bukan COVID. Terakhir kesepakatan pihak keluarga dengan rumah sakit menetapkan dikebumikan di pemakaman keluarga tapi harus standar COVID," sambungnya.
Jumat 24 Juli 2020
Pada hari Jumat, Jenazah kemudian dibawa ke lokasi pemakaman. Saat akan dikuburkan, keluarga membuka peti dan terlihat jenazah masih menggunakan daster.
Karena terlihat masih menggunakan daster, Harry mengatakan keluarga jenazah marah karena menduga pasien dikubur belum dimandikan. Namun, kata Harry, pihak rumah sakit menjelaskan pasien sudah dimandikan sebelum dibawa ke pemakaman.
"Saya tanya petugas itu, ini bagaimana jenazah? Apakah sudah dimandikan atau gimana?. Jawaban dari petugas rumah sakit Sembiring 'Pak, sudah kita mandikan. Saya langsung yang mandikan, demi Allah' katanya (petugas dari rumah sakit kepada Harry)," jelas Harry.
"Protokolnya kan ada rumah sakit Sembiring, kami kan hanya menyiapkan di lapangan. Makanya saya arahkan terakhir, mohon izin sama pihak keluarga. Apa pun ceritanya pihak keluarga sudah sepakat akan dikuburkan dengan protokol COVID sehingga pemakaman dilakukan tetap menggunakan protokol. Peti ditutup kembali, dilanjutkan lah pemakamannya dengan protokol COVID," paparnya.
Sumber: Detik