Pemerintah akan memberikan bantuan kepada 12 juta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Setiap pelaku UMKM mendapatkan bantuan senilai Rp2,4 juta.
Kemudian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan bantuan tersebut akan diberikan melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPBD).
"Pemerintah memberikan bantuan kredit modal kerja yang bentuknya hibah. Itu besarnya untuk 12 juta masyarakat dan besaran hibahnya adalah Rp2,4 juta," ujarnya, Kamis 23 Juli 2020.
Sekedar informasi, pemerintah mengalokasikan dana khusus untuk penanganan virus corona di dalam negeri senilai Rp695,2 triliun. Khusus untuk UMKM, pemerintah menyiapkan Rp123,46 triliun.
Baca Juga: Waduh! WHO Sebut Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia hingga Awal 2021
Airlangga mengatakan bantuan itu diberikan dalam berbagai bentuk insentif bagi UMKM terdampak covid-19.
"Apa yang diberikan kepada UMKM adalah penundaan bunga yang 6 persen, sekarang sudah berlaku sampai Desember. Demikian pula untuk KUR Mekaar, pegadaian itu subsidi bunga juga sudah dianggarkan sampai Desember," katanya.
Anggaran untuk UMKM mayoritas dialokasikan untuk restrukturisasi kredit UMKM di bank Himbara senilai Rp78,78 triliun. Lalu, subsidi bunga senilai Rp35,28 triliun, belanja imbal jasa penjaminan Rp5 triliun, dan Pajak Penghasilan (PPh) final UMKM ditanggung pemerintah Rp2,4 triliun.
Pemerintah juga menyiapkan dana untuk penjaminan modal kerja UMKM dan pembiayaan koperasi melalui LPBD masing-masing sebesar Rp1 triliun.
Dilain kesempatan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan vaksin virus corona belum bisa digunakan setidaknya hingga awal 2021.
Direktur Eksekutif Program Kesehatan Darurat WHO, Mike Ryan mengungkapkan vaksin virus corona belum bisa tersedia secara massal hingga awal tahun meski pengembangan vaksin menunjukkan kemajuan.
"Kita bisa mempersingkat waktu, tapi secara realistis (pengujian vaksin membutuhkan waktu hingga) awal tahun depan sebelum orang-orang bisa divaksinasi," kata Ryan, Rabu 22 Juli 2020 seperti dikutip dari situs resmi WHO, dilansir dari CNN, Kamis 23 Juli 2020.
Sekedar informasi, Virus corona mulai merebak sejak akhir 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Diduga virus itu berasal dari hewan lalu menular kepada manusia. Virus itu kemudian menyebar ke penjuru negeri dan bahkan lintas negara.
Hingga kini Covid-19 telah menginfeksi lebih dari 15 juta orang di seluruh dunia dan 631.005 kematian. Sementara lebih dari 9 juta orang dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Di Indonesia sendiri, calon vaksin Corona dari China siap diuji klinis pase 3 di Indonesia. Ada sejumlah alasan yang mendasarinya.
Baca Juga: Cegah Virus, Masjidil Haram Ditutup Saat Idul Adha
Indonesia dipilih China karena Sinovac dan Bio Farma memiliki fasilitas produksi dengan metode yang sama yaitu virus yang dilemahkan. Harapannya, nanti Indonesia bisa memproduksi sendiri vaksin Corona.
Untuk diketahui, Bio Farma menerima kedatangan sebanyak 2.400 dosis vaksin pada 19 Juli 2020 lalu. Selanjutnya, perusahaan farmasi pelat merah itu akan melakukan uji klinis tahap ketiga pada vaksin penyakit covid-19 itu.
Sumber: Kompas