Pemerintah Arab Saudi memutuskan tetap menutup Masjidil Haram, Mekah, pada Hari Arafah dan Idul Adha guna mencegah penularan virus corona.
Komandan pasukan yang bertanggung jawab atas keamanan di Masjidil Haram Mayjen Muhammad Al-Ahmadi mengatakan keselamatan jamaah haji menjadi prioritas utama.
"Keputusan untuk menunda salat di Masjidil Haram termasuk area terbuka akan berlanjut. Kami mengimbau orang-orang untuk berbuka puasa pada hari Arafah di rumah masing-masing," kata Al-Ahmadi, dilansir dari CNN, Kamis 23 Juli 2020.
Baca Juga: K-Pop dan Drama Korea Tak Ampuh Selamatkan Korsel dari Resesi, Kok Bisa?
Lebih lanjut, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menyatakan pelaksanaan ibadah haji secara terbatas akan dimulai pada 29 Juli 2020.
Pelaksanaan wukuf di Arafah yang menjadi puncak ibadah haji jatuh pada Kamis 30 Juli 2020, dan Idul Adha 31 Juli 2020.
Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Saudi telah menetapkan protokol di seluruh lokasi pelaksanaan ibadah haji. Termasuk melarang jemaah menyentuh Kakbah dan Hajar Aswad.
Jemaah yang dibolehkan beribadah tahun ini hanya mereka yang berusia di bawah 65 tahun dan tidak mempunyai penyakit bawaan.
Baca Juga: Berani Gak Pake Masker di Malaysia? Ini Hukuman yang Akan Diberikan
Keputusan Saudi menggelar haji secara terbatas mendapat tanggapan beragam. Beberapa kalangan seperti Liga Muslim Dunia dan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mendukung keputusan Saudi.
Akan tetapi sejumlah pihak, salah satunya Iran, menyatakan kecewa karena merasa tidak diajak berunding terkait permasalahan itu. Selain itu, banyak pihak masih meragukan kemampuan Saudi dalam mengendalikan penyebaran wabah Covid-19.
Sumber: CNN