Misteri Hantu Pecengis dan Kisah Cinta di Bukit Tono

Misteri Hantu Pecengis dan Kisah Cinta di Bukit Tono

Yuli Nopiyanti
2020-07-15 22:07:43
Misteri Hantu Pecengis dan Kisah Cinta di Bukit Tono
Kisah Cinta di Bukit Tono Desa Sambongrejo di Kecamatan Gondang, Bojonegoro. (Foto:Dok.Istimewa)

Pasalnya diketahui bahwa warga Desa Sambongrejo di Kecamatan Gondang, Bojonegoro sudah tak asing lagi dengan bukit kecil yang sering disebut Puthuk (bukit) Tono. Nama Bukit Tono makin populer setelah menjadi tempat wisata rintisan.

Bahkan tak ahnay itu saja para wisatawan juga sempat membludak, tiap hari tak pernah sepi pengunjung. Popularitas Bukit Tono atau disingkat Buton menanjak karena lokasi wisata rintisan ini menawarkan spot selfie yang unik di atas bukit dan pemandangan yang menyegarkan mata.

Namun tak hanya itu saja pasalnya popularitas Buton yang sempar viral di media sosial sebenarnya menyimpan kisah cinta yang tak banyak orang tahu. Kisah cinta yang tak biasa ini juga pernah ditulis di blog penulis. Kisah cinta semirip kegilaan Qois dan Laila atau lebih dikenal Laila Majnun versi sastrawan Persia Nizami Ganjavi.

Baca Juga: Berani Uji Nyali? Ini 6 Tempat Angker di Bojonegoro

Lalu bagaimana kisah cinta di Bukit Tono yang legendaris dan masih direkam beberapa orang tua warga desa Sambongrejo? Dari namanya Bukit Tono, pembaca sudah bisa menebak bahwa kisah cinta tersebut ada kaitannya dengan sosok bernama "Tono".

Tak hanya itu saja bahkan keberadaan sosok bernama Tono ini lumayan misterius sebab sampai saat ini masih simpang siur antara masih hidup dan sudah meninggal dunia. Beberapa orang menyebutnya sudah meninggal dunia, tapi beberapa orang lainnya pernah melihat sosok bernama Tono bersepeda di jalan-jalan.

Namun yang membuat simpangsiur karena keberadaan dan kabar sosok Tono ini karena hidupnya berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Bisa jadi sosok Tono ini sedang mengejar cintanya yang absurd.

Tak hanya itu saja bahkan pada tahun 80-an, Bukit Tono belum dikenal tapi beberapa orang menyebutnya sebagai Bukit Tempuran karena berdekatan dengan pertemuan Sungai Pacal dan Sungai Bobol. Bukit ini tanpa tuan, tapi warga menyebutnya sering melihat penampakan di bukit ini. Biasanya penampakan berupa ayam tapi akan berubah menjadi kepala manusia yang menggelinding lalu tertawa, orang menyebutnya gundul pecengis.

Baca Juga: Jembatan Sabbang di Luwu Utara Rawan Rubuh, Akibat Diterjang Banjir Bandang

Ada juga warga desa yang pernah melihat sosok hantu legendaris yakni Banaspati, hantu ganas yang sering menyerang manusia. Bukit tanpa tuan yang hanya dihuni oleh mahluk halus. Tapi anehnya bukit itu perlahan kehilangan keangkeran setelah dihuni oleh sosok orang yang bernama Tono.

Bahkan Tono dengan "kegilaannya" akhirnya menetap selama bertahun-tahun di bukit tersebut. Jika dia kelaparan kebiasaannya mencari bekicot di sekitar lokasi dan di desa-desa terdekat. Bekicot yang didapat selalu banyak tak mengenal musim penghujan maupun musim kemarau. Bekicot itu hanya direbus dalam wadah bekas kaleng bekas lalu setelah matang dimakan tanpa bumbu. Warga desa hanya mengetahui Tono tiap harinya hanya mengonsumsi bekicot untuk makan.

Setelah beberapa tahun Tono tinggal di bukit tersebut muncul sosok perempuan bernama Kasiyem asal Desa Krondonan, Kecamatan Gondang. Kasiyem juga mengidap kegilaaan. Ke mana-mana selalu menggendong sampah yang banyak dengan pakaian kumuh. Suatu ketika Kasiyem mendatangi bukit tersebut dan bertemu Tono. Dari pertemuan itulah tumbuh cinta di hati keduanya yang sama-sama mengidap kegilaan (warga sekitar menyebutnya keduanya gila).

Namun tak hanya itu saja pasalnya cinta Tono dan Kasiyem tumbuh subur di bukit tersebut. Cinta yang tak akan dipahami dengan mudah oleh orang-orang waras pada umumnya. Tapi cinta keduanya membuktikan bahwa tak hanya orang waras yang bisa merasakan cinta, orang-orang gila pun bisa merasakan cinta dengan dunianya sendiri.

Baca Juga: Inilah Sejumlah Benteng Peninggalan Belanda yang Terkenal Seram dan Angker

Hubungan cinta Tono dan Kasiyem berlangsung lama. Warga desa sekitar sering melihat keduanya duduk berdua dan mungkin saling berbicara dari hati ke hati. Keduanya layaknya anak muda yang sedang dimabuk asmara, cinta yang hadir saat keduanya mengalami kegilaan. Entah oleh sebab apa hubungan cinta antara Tono dan Kasiyem berakhir.

Tak hanya itu saja bahkan kabarnya Kasiyem kembali ke desa Krondonan dan hidup normal, sementara Tono tak jelas keberadaannya karena sering berpindah-pindah tempat. Karena tak jelas kabarnya sebagian orang menyebut sudah meninggal, tapi sebagian lainnya menyebut masih hidup dan berpindah tempat dengan naik sepeda tua.


Sumber: jatimnow.com


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30