Hagia Sophia Jadi Masjid, Tua Kritik Global dan Bisa Picu Ketegangan antar Agama?

Hagia Sophia Jadi Masjid, Tua Kritik Global dan Bisa Picu Ketegangan antar Agama?

Dedi Sutiadi
2020-07-13 00:44:56
Hagia Sophia Jadi Masjid, Tua Kritik Global dan Bisa Picu Ketegangan antar Agama?
Salah satu penampakan disain interior pada ruang bagn dalam Hagia Sophia. (Foto: Istimewa)

Perubahan fungsi bangunan bersejarah, Hagia Sophia menjadi masjid tuai kontriversi. Persoalan ini bahkan belakangan ramai di media sosial dan kemudian menguat menjadi isu golbal. Bahkan ada yang menilai perubahan fungsi Hagia Sophia menjadi masjid bisa memantik munculnya ketagangan antar agama, khususnya Islam dan Kristen.

Supaya kita gak gagal faham soal Hagia Sophia yang tiba-tiba dirubah fungsinya dari museum menjadi masjid kita bahas dulu hal yang melatarbelakanginya. Ini penting dilakukan supaya kita bisa tahu duduk persoalan yang sesunghnya, walau mungkin hanya sedikit-sedikit saja. 

Perubahan fungsi Hagia Sophia yang awalnya museum dan dirubah menjadi masjid ternyata gak terlepas dari janji kampanye Presiden Recep Tayyip Erdogan saat pemilu presiden 2018 silam. Artinya ini adalah isu lama yang dikemas menjadi daya tawar politik pada masa pemilu Turki 2018. 

Setelah terpilih menjadi presiden, tentu penting memberi sebuah pesan politik bagi para pendukung. Maka Erdogan tunaikan janji kampanye nya merubah status museum Hagia Sophia menjadi masjid. Hal ini jugamenjadi bentuk glorifikasi kemenangan kaum Islamis Turki. Simbol kebangkitan kelompok Islamis Turki lewat pembebasan Hagia Sophia dari cengkraman sekulerisasi.  

Hagia Sophia dikalim telah disekulerkan oleh Mustafa Kemal Ataturk pada 1934, dimana fungsinya dirubah dari masjid menjadi museum. Setelah 86 tahun berlalu, satus museum Hagia Sophia dirubah menjadi masjid. Ini dilakukan di era kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan lewat keputusan Pengadilan administratif Turki. Pengadilan membatalkan dekrit pemerintah dari era Mustafa Kemal Ataturk pada 1934 yang menjadikan Hagia Sophia sebagai museum.

Baca juga: UNESCO Protes Hagia Sophia Dijadikan Masjid oleh Pemerintah Turki

Tua Kritik Global 

Apa yang dilakukan Erdogan atas konversi Hagia Sophia telah mendoronga berbagai negara terutama Barat melayangkan berbagai kritik. Bahakn beberapa lemaba resmi kekristenan dunia pun ikut mengecam langkah yang dambil Presiden Turki tersebut.

Langkah Erdogan telah mendapat penolakan dan kritik negara-negara Barat, termasuk Yunani, Amerika Serikat, Rusia dan Prancis.  Yunani secara terang-terangan mengutuk langkah Erdogan yang mengkonversi Hagia Sophia menjadi masjid. Yuni menilai apa yang dilakukan Erdogan akan berdampak buruk bagi hubungan keduanya. Bahkan tidak hanya natar Turki dan Yunani tapi juga Uni Eropa. 

"Yunani mengutuk dengan cara yang paling intens keputusan Turki untuk mengubah Hagia Sophia menjadi masjid. Ini adalah pilihan yang menyinggung semua orang yang juga mengakui monumen itu sebagai Situs Warisan Dunia. Dan tentu saja itu tidak hanya memengaruhi hubungan antara Turki dan Yunani, tetapi juga hubungannya dengan Uni Eropa," kata kantor Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dalam sebuah pernyataan tertulis seperti dikutip dari Reuters, Sabtu 11 Juli 2020.

Amerika Serikat (AS) pun ikut menyatakan sikap. Dengan tegas AS mentakan kecewa atas langkah Presiden Erdogan. "Kami kecewa dengan keputusan pemerintah Turki untuk mengubah status Hagia Sophia," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Morgan Ortagus, seperti dikutip dari laman Channel News Asia, Sabtu 11 Juli 2020.

Pihak AS masih berharap Presiden Erdigon bisa bersikap bijak dalam menyikapi persoalan status Hagia Sophia. AS meminta bangunan bersejarah tersebut bisa terbuka untuk semua pengunjung dari berbagai negara dan agama. "Kami memahami bahwa pemerintah Turki tetap berkomitmen untuk mempertahankan akses ke Hagia Sophia untuk semua pengunjung, dan berharap untuk mendengar rencananya untuk melanjutkan pengelolaan Hagia Sophia untuk memastikannya tetap dapat diakses tanpa hambatan untuk semua," lanjutnya.   

Prancis meminta Hagia Sophia tetap dibuka bagi semua umat beragama. Prancis menganggap Hagia Sophia simbol toleransi dan keragaman dunia. Sementara Uni Eropa lewat Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell turut menyesalkan keputusan Erdogan. "Keputusan Dewan Negara Turki untuk membatalkan salah satu keputusan penting Turki modern dan keputusan Presiden Erdogan untuk menempatkan monumen di bawah pengelolaan Kepresidenan Urusan Agama sangat disesalkan," katanya dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Hagia Sophia Jadi Masjid, Presiden Erdogan Yakinkan Masyarakat Internasional Hak Beragama di Turki Dijamin

Sikap Umat Kristen dan Kekhawatiran Terjadinya Ketegangan antar Agama

Terkait keputusan Preisden Erdogan ini ada dua sikap yang berbeda dari umat Kristiani, pro dan kontra. Kelompok kontra digaungkan oleh Gereja Ortodoks Rusia. Melalui kepala Hubungan Gereja Eksternal di Gereja Ortodoks Rusia, Metropolitan Hilarion menentang konversi tersebut. Menurutnya perubahan status tersebut bisa mengarah pada pelanggaran dan mengacam keseimbanagan anatar agama. 

"Setiap upaya mengubah status museum Katedral Hagia Sophia akan mengarah pada perubahan dan pelanggaran keseimbangan antaragama yang rapuh," kata kepala Hubungan Gereja Eksternal di Gereja Ortodoks Rusia, Metropolitan Hilarion, seperti dikutip Orthodox Times, dilansir di Al-Araby, Kamis 11 Juni 2020.

Bahkan dalam dirinya menyebut bahwa hal tersebut merupakan pukulan bagi Kekristenan global. Dirinya berharap agara Hagia Sophia tetap bisa menjadi katedeal untuk umat Kristen. "Ini merupakan pukulan bagi Kekristenan globab. Bagi kami, (Hagia Sophia) tetap merupakan katedral yang didedikasikan bagi Juru Selamat," katanya kepada TV Rossiya24.

Berbeda dengan sikap gereja Ortodoks Yunani dan Rusia, Patriarki Armenia Turki, Patrik Sahak II justru menyatakan setuju dengan keputusan Presiden Erdogan yang mengmebalikan fungsi Hagia Sophia sebagai tempat ibadah. Dirinya dengan terang-terangan mendukung Erdogan untuk menjadikan Hagia Sophia kembali dijadikan tempat ibadah bukan mseum. 

"Hagia Sophia harus dibuka untuk beribadah," katanya sambil menyarankan ruang untuk orang Kristen. "Biarkan dunia memuji kedamaian dan kedewasaan agama kita. Semoga Hagia Sophia menjadi simbol kedamaian umat manusia di zaman kita," katanya dikutip Daily Sabah, Minggu. 

Shak bahkan mengusulkan kepada pemerintah Turki agara Hagia Sophia bisa menjadi rumah ibadah bagi umat Kristiani dan Islam. Menurutnya jika merujuk pada sejarah, Hagia Sophia tidak didirikan untuk difunsikan sebagai museum tapi sebagai rumah ibadah. "Jadi, kembalikan fungsi Hagia Sophia sebagai tempat ibadah, Muslim dan Kristen," kata Sahak.

Adapun soal isu bahwa keputusan Erdogan akan memantik ketegangan antar umat beragama khususnya umat Islam dan Kristiani, Syak justru menanggapi lain. Menurutnya Hagia Sophia sebagai rumah ibadah justru akan mengarah pada kesatuan umat manusia. Syak menyarakan agar di salah satu bagian ruang di Hagia Sophia juga bisa disediakan tempat untuk umat Kristiani berdoa. "Meskipun kepercayaan kita berbeda, bukankah kita percaya pada Tuhan yang sama? Karena itu, bagus jika ada ruang untuk umat Kristen berdoa di sana," kata dia.

Nampaknya hal bisa saja terwujud jika merujuk pada sikap dan pernyataan Presiden Erdogan akan Hagia Sophia sebagai masjid tetap terbuka untuk umum. Presiden Erdogan mengatakan pintu Hagia Sophia akan terbuka untuk semua warga Turki, orang asing, Muslim, dan non-Muslim seperti halnya dengan semua masjid lainnya. Presiden Turki mengatakan Hagia Sophia akan terus merangkul semua orang dengan status barunya sebagai masjid dengan cara yang jauh lebih tulus.

"Saya mengundang semua orang untuk menghormati keputusan yang diambil oleh badan peradilan dan eksekutif negara saya tentang Hagia Sophia. Saya menggarisbawahi bahwa kita akan membuka Hagia Sophia sebagai masjid dengan melestarikan warisan budaya bersama umat manusia," kata Erdogan.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30