Ahli dari Amerika Beri Peringatan, Soal China Deteksi Virus Flu Babi Baru

Ahli dari Amerika Beri Peringatan, Soal China Deteksi Virus Flu Babi Baru

Yuli Nopiyanti
2020-07-02 19:59:18
Ahli dari Amerika Beri Peringatan, Soal China Deteksi Virus Flu Babi Baru
Anthony Fauci Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat (Foto:Dok.CNSphoto/Joshua Roberts, Reuters)

Setelah beberapa waktu lalu China mendeteksi adanya virus flu babi baru, Direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional Amerika Serikat Anthony Fauci memberikan peringatan bahwa Amerika perlu memperhatikan jenis baru virus flu babi yang muncul di China yang berpotensi menjadi pandemi, bahkan ketika Amerika masih belum pulih dari wabah virus corona yang dimulai dari Cina.

Tak hanya itu saja bahkan Fauci juga ditanya Komite Senat Amerika Serikat untuk Kesehatan, Pendidikan, Perburuhan, dan Pensiun yang mendengar tentang jenis baru H1N1 yang diidentifikasi para ilmuwan dan penelitiannya diterbitkan pada Senin, 29 Juni 2020 di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Baca Juga: 6 Provinsi Ini, Nihil Kasus Corona Per 2 Juli

"Virus itu belum terbukti menginfeksi manusia, tapi menunjukkan kemampuan reassortment dan ketika ada virus baru yang mengarah ke pandemi, itu disebabkan oleh mutasi dan reassortment atau pertukaran gen," ujar dia, seperti dikutip Fox News, Rabu, 1 Juli 2020.

Ia juga mengatakan bahwa Reassortment adalah pencampuran bahan genetik suatu spesies ke dalam kombinasi baru pada individu yang berbeda. Beberapa proses yang berbeda berkontribusi untuk reassortment, termasuk bermacam-macam kromosom, crossover dan kromosom.

Para peneliti mempelajari virus influenza yang ditemukan pada babi sepanjang 2011-2018. Mereka mendapati galur 'G4' dari H1N1 yang memiliki semua ciri penting dari virus yang bisa menciptakan pandemi. Virus baru ini diidentifikasi sebagai rekombinasi varian H1N1 2009 dan jenis yang pernah ditemukan pada babi.

Fauci juga menjelaskan virus di babi yang sekarang memiliki karakteristik H1N1 2009, dari (influenza) 1918, di mana banyak orang yang memiliki sisa dari virus flu itu serta segmen dari host lain seperti babi. Ketika semua bercampur dan mengandung beberapa unsur yang mungkin membuatnya rentan untuk ditularkan ke manusia, selalu memiliki kemungkinan muncul wabah flu babi seperti pada tahun 2009.

Baca Juga:  Nadiem akan Temui Tito dan Anak Buah Anies Terkait Kisruh PPDB DKI

Nmaun tak hanya itu saja paslanya dikutip dari New York Times, strain baru telah umum di peternakan babi Cina sejak 2016 dan bereplikasi di saluran udara manusia, tapi tanpa menyebabkan penyakit. 

"Virus G4 memiliki semua ciri penting sebagai kandidat virus pandemi," kata penelitian itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan bahwa antara April 2009 dan April 2010, ada 60,8 juta kasus, lebih dari 274.000 dirawat di rumah sakit dan 12.469 kematian di Amerika karena wabah H1N1 2009.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30