Penelitian dari tim dari sejumlah universitas di China menemukan virus flu babi G4 tipe baru yang disebut bisa memicu pandemi baru.
Hal ini terungkap setelah mereka mengambil 30.000 sampel swab. Liu Jinhua dari Universitas Agrikultur China memimpin tim yang akan memperkirakan strain flu yang berpotensi menjadi pandemi.
Sampel swab itu diambil dari rumah pemotongan babi di 10 provinsi di China sejak 2011 sampai 2018, seperti disebutkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal sains AS, PNAS.
Baca Juga: Mengenal Flu Babi G4 yang Disebut Jadi Pandemi Baru
Dari 30.000 sampel swab itu, dihasilkan 179 virus flu babi yang sebagian besar merupakan jenis G4.
"Virus G4 telah menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di setidaknya 10 provinsi," kata penulis utama Sun Honglei dikutip dari CNN, Selasa 30 Juni 2020.
Menanggapi hasil penelitian tersebut, Kepala Departemen Kedokteran Hewan dari Universitas Cambridge Jame Wood pun menyarankan untuk memperketat pemantauan orang-orang yang bekerja di peternakan babi.
Berikut sejumlah fakta soal virus flu babi G4 yang bakal
1. Turunan flu babi H1N1 yang jadi pandemi di 2009
Virus G4 ini merupakan turunan dari flu babi H1N1. Sebelumnya strain virus H1N1 telah menyebabkan pandemi pada 2009 lalu.
2. Gabungan tiga virus flu berbeda
Virus ini sangat unik, sebab menjadi gabungan dari beberapa virus sekaligus. Satu strain mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009, dan strain H1N1 dari Amerika Utara yang memiliki gen dari virus influenza pada burung, manusia, dan babi.
3. Manusia tak punya kekebalan terhadap virus ini
Menurut para peneliti, G4 dianggap sangat berbahaya. Sebab, inti dari virus ini adalah virus flu burung dengan campuran strain mamalia di dalamnya. Sementara manusia sama sekali tidak punya kekebalan terhadap virus ini.
Sebab ia mampu bereplikasi dalam sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada musang daripada virus lain.
4. 10,4 persen pekerja peternakan China terinfeksi
Berdasarkan penelitian, virus ini sudah menular dari hewan ke manusia. Sebanyak 10,4 persen orang yang bekerja di peternakan babi ternyata sudah terinfeksi flu tersebut.
5. Infeksi 4,4 Persen Warga China
Selain itu, 4,4 persen dari populasi secara umum di China juga sudah terpapar virus ini. Tapi, belum ada bukti virus ini menular antar manusia. Penularan antar manusia-lah yang menjadi kekhawatiran utama para peneliti. China saat ini memiliki populasi babi terbesar di dunia.
6. Penularan antar manusia belum terjadi
Menurut Robert Webster seorang peneliti influenza, saat ini masih menjadi tanda tanya apakah virus ini akan bermutasi dan siap bertransmisi antar manusia.
Edward Holmes, ahli biologi evolusi di Universitas Sydney yang mempelajari patogen juga khawatir terjadi penularan antar manusia.
"Jelas situasi ini perlu dipantau dengan sangat cermat," tuturnya.
Lebih lanjut kata Honglei, gen G4 berpotensi mengarah pada penularan dari manusia ke manusia. Maka, ia menilai perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat.
Meski virus itu bisa berpindah ke manusia, tetapi pada kebanyakan kasus, virus ini tidak menular antar manusia. Dua kasus infeksi G4 sudah pernah didokumentasikan sebelumnya. Namun, kedua infeksi itu tidak menular ke manusia lain.
7. Sulit diprediksi kapan jadi pandemi
Ahli Biologi Evolusi dari US National Institutes of Health's Fogarty International Center, Martha Nelson, menganggap potensi virus ini menular antar manusia cukup rendah.
"Kemungkinan varian tertentu ini akan menyebabkan pandemi agak rendah. Namun influenza dapat mengejutkan kita dan ada risiko bahwa kita mengabaikan influenza dan ancaman lain saat ini," kata dia.
Sebab, ia mengingatkan bahwa pada 2011 lalu, tak seorang pun yang tahu kalau H1N1 bakal menjadi pandemi. Wabah ini baru mendapat perhatian ketika kasus infeksi manusia pertama muncul pada 2009.