Mengenal Flu Babi G4 yang Disebut Jadi Pandemi Baru

Mengenal Flu Babi G4 yang Disebut Jadi Pandemi Baru

Ahmad
2020-06-30 14:24:34
Mengenal Flu Babi G4 yang Disebut Jadi Pandemi Baru
Virus G4 ini merupakan turunan dari flu babi H1N1. Sebelumnya strain virus H1N1 telah menyebabkan pandemi pada 2009 lalu. Foto: Shutterstock

Para peneliti di China menemukan virus flu babi G4 tipe baru yang disebut bisa memicu pandemi baru.

Virus G4 ini merupakan turunan dari flu babi H1N1. Sebelumnya strain virus H1N1 telah menyebabkan pandemi pada 2009 lalu.

Baca Juga: Setelah Pandemi Covid19, Ternyata Ada Virus Baru G4 yang Berkerabat dengan Flu Babi dan Berpotensi Jadi Pandemi

Virus ini sangat unik, sebab menjadi gabungan dari beberapa virus sekaligus. Satu strain mirip dengan flu burung di Eropa dan Asia, strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada 2009, dan strain H1N1 dari Amerika Utara yang memiliki gen dari virus influenza pada burung, manusia, dan babi.

Dilansir dari CNN, Selasa 31 Juni 2020, G4 dianggap sangat berbahaya. Sebab, inti dari virus ini adalah virus flu burung dengan campuran strain mamalia di dalamnya. Sementara manusia sama sekali tidak punya kekebalan terhadap virus ini.

Sebab ia mampu bereplikasi dalam sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada musang daripada virus lain.

Berdasarkan penelitian, virus ini sudah menular dari hewan ke manusia. Sebanyak 10,4 persen orang yang bekerja di peternakan babi ternyata sudah terinfeksi flu tersebut.

Selain itu, 4,4 persen dari populasi secara umum juga sudah terpapar virus ini. Tapi, belum ada bukti virus ini menular antar manusia. Penularan antar manusia-lah yang menjadi kekhawatiran utama para peneliti. China saat ini memiliki populasi babi terbesar di dunia.

Gabungan peneliti dari sejumlah universitas di China telah mengambil 30.000 sampel swab. Liu Jinhua dari Universitas Agrikultur China memimpin tim yang akan memperkirakan strain flu yang berpotensi menjadi pandemi.

Sampel swab itu diambil dari rumah pemotongan babi di 10 provinsi di China sejak 2011 sampai 2018, seperti disebutkan dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal sains AS, PNAS. 

"Virus G4 telah menunjukkan peningkatan tajam sejak 2016 dan merupakan genotipe dominan dalam sirkulasi pada babi yang terdeteksi di setidaknya 10 provinsi," kata penulis utama Sun Honglei dikutip dari Science Mag. 

Baca Juga: Ada 17 Calon Vaksin Corona yang Dikeluarkan WHO, yang Akan Masuk Uji Klinis

Lebih lanjut kata Honglei, gen G4 berpotensi mengarah pada penularan dari manusia ke manusia. Maka, ia menilai perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat.

Meski virus itu bisa berpindah ke manusia, tetapi pada kebanyakan kasus, virus ini tidak menular antar manusia. Dua kasus infeksi G4 sudah pernah didokumentasikan sebelumnya. Namun, kedua infeksi itu tidak menular ke manusia lain.

Sehingga, Ahli Biologi Evolusi dari US National Institutes of Health's Fogarty International Center, Martha Nelson, menganggap potensi virus ini menular antar manusia cukup rendah.

Menanggapi hasil penelitian tersebut, Kepala Departemen Kedokteran Hewan dari Universitas Cambridge Jame Wood pun menyarankan untuk memperketat pemantauan orang-orang yang bekerja di peternakan babi.

"Pekerjaan ini datang sebagai pengingat yang baik bahwa kita secara terus-menerus menghadapi risiko munculnya patogen zoonosis baru," kata Wood dikutip South Morning China.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30