Kisah Misteri Penjara Kuno di Bawah Bekas Hotel Novita Jambi yang Dulunya Tempat Hukuman Perampok Sadis, Benarkah?

Kisah Misteri Penjara Kuno di Bawah Bekas Hotel Novita Jambi yang Dulunya Tempat Hukuman Perampok Sadis, Benarkah?

Alpandi Pinem
2020-06-25 15:12:31
Kisah Misteri Penjara Kuno di Bawah Bekas Hotel Novita Jambi yang Dulunya Tempat Hukuman Perampok Sadis, Benarkah?
Ilustrasi Strafgevangenis Geheugen van Nederland (Istimewa)


Banyak warga Kota Jambi yang tak mengetahui kisah misteri penjara kuno di bawah bekas Hotel Novita Jambi. Kisah itu terjadisekitar 90 tahun yang lalu, dimana kejahatan di Jambi semakin meningkat.

Dilansir dari Tribunnews.com, pada 1930, Pemerintah Belanda membangun gedung strafgevangenis (penjara dalam bahasa Belanda) untuk menghukum pencuri, rampok dan pedagang karet ilegal. Beberapa gedung penjara dibangun di kawasan Kampung Encelek, Kampung Manggis dan daerah Pasar. Kawasan itu berada di sekitar sekarang Jalan Gatot Subroto Nomor 44, Kota Jambi.

Setelah 10 tahun bangunan itu berdiri, kejahatan di Jambi kala itu meningkat. Belanda memperbesar bahkan menambah bangunan gedung. Belanda juga menambah jumlah militer (polisi).

Sejarah gedung strafgevangenis dimulai O.L.Helfrich, seorang Belanda yang dikenal sebagai residen pertama di Jambi. Pada 1906, Jambi merupakan produsen lada yang cukup besar dalam perdagangan dunia. Luas kebunnya ribuan hektare.

Namun dari kepala Helfrich muncul gagasan untuk mengubah perkebunan lada menjadi perkebunan karet. Dan membuat sektor pembibitan pohon karet di Pondok Meja, Sarolangun dan Tebo.Jutaan pohon karet yang disiapkan untuk menggantikan ribuan hektare kebun lada.

Saat Jambi semakin berkembang, pada waktu yang sama, Portugis juga mengembangkan perkebunan karet di wilayah Malaka (sekarang Malaysia). Di sana Portugis mampu memroduksi karet dengan skala besar.

Baca Juga : Mengenal Sungai Batang Hari di Jambi, Menyimpan Misteri Keberadaan Harta Karun di Dalamnya


Melihat hal itu, Helfrich kemudian ingin menyaingi perkebunan karet di Malaka. Memang kala itu perdagangan komoditas karet mendapat respon positif dari perdagangan dunia. Dan pada awal abad 20, Inggris pun ikut mendekat dan mencampuri bisnis karet di Malaka.

Singapura yang sebelumnya dikuasai Belanda, beralih tangan ke Inggris. Dan Belanda diberi Bengkulu sebagai daerah jajahan baru. Pada 1920-an, masa Residen C.Portman, perdagangan karet di dunia mencapai puncak keemasan. Belanda menerapkan sistem "kupon" untuk pembelian karet dari masyarakat.

Kemudian, Inggris menjadikan Singapura sebagai sentra perdagangan karet dari Malaka dan Jambi. Dengan sistem dagang yang dimiliki Ingris, bisa dipastikan semua hasil perkebunan di Malaka dan Jambi masuk ke Singapura.

Jambi yang semula menjadi penyuplai pala di perdagangan, praktis berubah menjadi penghasil karet terbesar. Waktu itu Jambi dikenal sebagai kota dolar. Masyarakatnya kaya dan punya banyak uang dolar.

Saking kayanya, uang dolar dilubangi dan dijadikan perhiasan. Saat itu masyarakat di Jambi yang semula hanya masyarakat Melayu, bercampur dengan suku Jawa, Minang, orang Cina, bahkan India. Orang Jawa banyak menjadi buruh perkebunan, sementara Minang, Cina dan India terlibat dalam perdagangan.

Inilah yang menjadi pemicu meningkatnya tindak kejahatan. Perekonomian Jambi yang terus meningkat dan pertambahan jumlah penduduk, perampokan, begal hingga perdagangan karet ilegal juga meningkat.

Baca Juga : Danau Belibis di Jambi, Punya Mitos Dihuni Belibis Perwujudan Orang yang Pernah Berkunjung yang tidak Dapat Kembali, Benarkah?

Itu alasan O.L.Helfrich dahulu membangun strafgevangenis. Sekira 1970-an, penjara peninggalan Belanda ini tidak lagi difungsikan. Pemerintah Jambi membangun gedung lembaga pemasyarakatan di kawasan Patimura, sekarang Lapas Klas IIA Jambi.

Mengapa strafgevangenis bisa menjadi hotel? Seorang narasumber tidak tahu bagaimana ceritanya, kompleks gedung strafgevangenis bisa jadi milik pengusaha. Dan itu masih menjadi rahasia yang dikubur puluhan tahun. Kini kawasan penjara lama berubah menjadi Novita Hotel yang terbakar pada April 2018 dan sampai kini masih berupa puing-puing.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30