Provinsi Jambi merupakan salah satu Provinsi Negara Indonesia yang terletak di Pulau Sumatera. Provinsi ini dikenal kaya dengan sungai, bahkan provinsi ini punya sungai yang terpanjang di Pulau Sumatera yakni Sungai Batang Hari.
"Terminum air Batanghari, maka tak akan bisa balik lagi", kata-kata itu sangat familiar di kalangan masyarakat Jambi. Ungkapan tersebut bisa diartikan, siapapun yang datang ke Jambi dan meminum air Sungai Batanghari, dipastikan akan betah dan tidak balik lagi ke kampung asalnya.
Perkembangan Jambi secara wilayah, budaya dan masyarakatnya tidak lepas dari keberadaan Sungai Batanghari yang merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Sungai itu mengular dari bagian barat Jambi sepanjang 800 kilometer dan memuntahkan airnya yang bermuara di ujung timur Sumatra, tepatnya di Selat Malaka.
Mata air atau hulu Sungai Batanghari berada di Gunung Rasan, Provinsi Sumatra Barat (Sumbar). Dari sini, sejuknya air Batanghari mengalir ke selatan di daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur.
Sebelum masuk ke Jambi, air Batanghari terlebih dahulu mengaliri Solok Selatan dan Kabupaten Dharmasrasya di Provinsi Sumbar. Lantas memasuki daerah Jambi mulai dari Kabupaten Bungo, Tebo, Batanghari, Kota Jambi, Muarojambi hingga di perairan timur Sumatra yakni di Muarasabak, ibu kota Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi.
Salah satu budayawan Jambi, Junaidi T Noor pada 2014 lalu mengatakan, Batanghari sejatinya sudah terkenal sejak abad ke-7 Masehi. Dari sinilah awal mula nama Swarnadwipa dilekatkan untuk menyebut Pulau Sumatera.
Swarnadwipa dalam bahasa Sansekerta artinya adalah Pulau Emas. Maka tak heran, sampai saat ini penambangan emas tersebar di sejumlah titik daerah aliran sungai (DAS) Batanghari. Bahkan dikabarkan di didalam sungai tersebut ada harta karun, hal ini pun jadi misteri sampai saat ini.
Di sungai ini pula, pernah tumbuh peradaban Kerajaan Melayu hingga Kerajaan Sriwijaya. Jejak-jejak Kerajaan Melayu dan Sriwijaya itu kini bisa disaksikan di kompleks Candi Muarojambi, yang lokasinya sejalur dengan aliran sungai Batanghari di Kabupaten Muarojambi.
Kompleks candi ini membentang seluas 260 hektare dan merupakan yang terluas di Indonesia, bahkan di Asia Tenggara. Dengan tingginya nilai sejarah dan nilai ekonomi, Zola bertekad menjaga air sungai Batanghari demi generasi masa depan.
Salah satunya adalah menghilangkan aktivitas penambangan emas liar yang diduga kuat memicu banyak kerusakan ekosistem di Batanghari.