Presiden pertama Republik Indonesia (RI), Soekarno sempat menginjakkan kaki di provinsi berjuluk ''Bumi Rafflesia'', Bengkulu. Tidak kurang selama 4 tahun. Selama diasingkan di Bengkulu terhitung sejak 1938 hingga 1942 ternyata memiliki kisah mistis yang jarang terungkap.
Dilansir dari berbagai sumber dikabarkan, aroma mistis menebar semakin kuat di rumah itu, menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 RI. Beberapa kejadian aneh biasanya akan terasa menjelang tengah malam.
Baca Juga : Kisah Mengerikan Gerombolan Harimau Menyerbu Perkampungan di Bengkulu
Rumah yang dulunya disewa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dari seorang saudagar Tionghoa itu, sering terdengar suara derap kaki pasukan yang menuju ke lapangan upacara. Bahkan, sesekali terdengar suara banyak orang yang mengikuti upacara bendera.
Suara lain yang juga sering terdengar adalah bunyi orang sedang menarik timba menggunakan tali kerekan di sumur yang berada hadapan beranda bagian belakang rumah. Jika suara itu muncul, biasanya diikuti aroma wangi seperti bau bunga melati yang sangat tajam.
Bahkan sudah tiga tenaga honorer yang tinggal di kamar belakang untuk menjaga kediaman Bung Karno tersebut memilih untuk angkat kaki. Mereka hanya datang pada pagi hingga sore menjelang malam saja. Sebab, mereka tidak tahan dengan bebunyian dan aroma yang membawa suasana mencekam.
Baca Juga : Seram! Kisah Misteri Sosok Buaya dan Harimau Hitam Penunggu Danau di Bengkulu
Bahkan banyak yang mengaku tidak berani melintas di gang belakang rumah tersebut menuju jalan raya pada malam hari. Tepat di belakang rumah tersebut, dahulu pernah ada satu panggung yang biasa digunakan oleh para pemuda tergabung dalam sanggar seni Monte Carlo yang dipimpin Bung Karno untuk melatih para pemain sandiwara.
Panggung yang dinamakan Gelanggang Remaja itu, saat ini tinggal puing dan dipenuhi semak belukar. Bila malam hari, sering terdengar teriakan dan bunyi alat musik yang terdengar sayup disertai bebunyian lain yang membuat warga sekitar merinding.