Seram! Kisah Misteri Sosok Buaya dan Harimau Hitam Penunggu Danau di Bengkulu

Seram! Kisah Misteri Sosok Buaya dan Harimau Hitam Penunggu Danau di Bengkulu

Alpandi Pinem
2020-06-22 15:24:45
Seram! Kisah Misteri Sosok Buaya dan Harimau Hitam Penunggu Danau di Bengkulu
Danau Dendam Tak Sudah (DDTS)


Danau Dendam Tak Sudah (DDTS) mungkin tidak asing lagi bagi masyarakat Bengkulu. Terlelak di Dusun Besar, Kecamatan Singaran Pati, Kota Bengkulu. Danau ini memiliki luas permukaan 67 hektare.

Danau ini memiliki warna air yang tampak biru karena pantulan awan dan keindahan panorama bukit barisan bak lukisan yang sangat indah diujungnya. Banyak wisatawan dari dalam maupun luar kota yang datang menghabiskan waktu menikmati keindahanya atau sekedar untuk berfoto ria.

Namun dibalik keindahan Danau ini memiliki kisah mistis yang menarik tapi belum banyak ketahui oleh masyarakat. Seperti buaya yang konon disebut sebagai penunggu danau oleh orang Suku Lembak. Selain kisah buaya penunggu buaya, juga terdapat Pintu Air atau keramat Sapu Jagat, yang terletak di pintu masuk Danau Dendam Tak Sudah.

Danau ini juga memiliki flora unik, seperti Anggrek Pensil (Vanda Hookeriana-red) yang diyakini hanya tumbuh di kawasan ini, juga terdapat Harimau Hitam dan Rusa Kelabu.

Menurut cerita warga setempat, buaya dari DDTS, bertarung melawan buaya asal Lampung, Provinsi Lampung di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan. Dalam pertarung tersebut, buaya DDTS berhasil mengalahkan buaya asal Lampung. Hanya saja, dalam pertarungan itu, buaya DDTS kehilangan ekor.

Baca Juga : Air Pemandian Pengantin Bengkulu Ini Dipercaya Mampu Mudah Dapatkan Jodoh dan Mendapatkan Keturunan

Konon pada saat itu, buaya buntung DDTS bersumpah pada buaya asal Lampung, dengan kutukan, "Kalau main ke DDTS tidak akan dikasih makan". Konon sejak adanya dendam buaya tersebut, maka danau disebut warga setempat menyebutnya dengan 'Danau Dendam Tak Sudah'.

Dimana, menurut masyarakat sekitar bahwa buaya yang buntung itu sering muncul menjelang perayaan hari besar, seperti Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, warga yang mendirikan pondok jualan di sekitar DDTS, menjelang Hari Raya Idul Fitri selalu menghentikan aktivitas. Mulai dari mencari ikan, berjualan serta kegiatan lainnya.

Tidak hanya itu, kemunculan buaya juga dimitoskan, jika muncul ke permukaan akan ada bencana yang melanda Kota Bengkulu. Hal tersebut sempat terjadi beberapa hari sebelum gempa besar yang terjadi di Bengkulu. Saat itu, Bengkulu digoyang gempa dengan kekuatan 7,3 Skala Richter (SR) tahun 2000 dan gempa besar tahun 2007 berkekuatan 7,9 SR, buaya buntung sempat muncul kepermukaan danau.

Namun, bukan sembarang orang yang bisa lihat buaya buntung di danau dendam tak sudah itu. Bukan juga orang sakti, terkadang orang biasa juga bisa melihat buaya buntung di danau. Saat buaya itu muncul ke permukaan danau, ada yang melihat buaya buntung kecil, ada juga yang melihat buya buntung itu besar dan panjang. Sampai sekarang, buaya itu masih ada di danau.

Danau yang saat ini menjadi kawasan Cagar Alam Dusun Besar (CADB) juga memiliki mitos lainnya, kuburan keramat ’Sapu Jagat’ atau keramat Pintu Air. Menurut sejarah, orangtua terdahulu, jika keramat tersebut merupakan keramat orang sakti, yang memilki ilmu.

Baca Juga : Suku Kajang, Suku yang Terkenal Akan kekuatan Gaibnya di Sulawesi Selatan

Nama keramat tersebut disebut warga Suku Lembak, 'Keramat Pitu Ayo', yang berarti Keramat Pintu Air. Ada juga warga Suku Lembak menyebut nama keramat itu dengan nama Keramat 'Jalan ke Ayo'. Sayangnya, nama penghuni keramat tersebut, belum diketahui secara persis. Mengingat sejarah keramat tersebut, sudah ada sebelum penjajah datang ke Kota Bengkulu.

Menurut cerita, waktu zaman dulu adanya penjajah Inggris, yang ingin masuk ke kawasan DDTS, untuk menyerbu warga Suku Lembak. Namun, niat penjajah tersebut urung lantaran Keramat Sapu Jagat menghalau, penjajah dengan menurunkan Hujan Abu. Sehingga penjajah pun tidak bisa melintasi jalan DDTS.

Dimana, jika ada orang yang tenggelam saat mandi di DDTS, orang terdahulu juga menyebutkan jika ingin cepat ditemukan, maka meminta petunjuk dengan Allah melalui Keramat Sapu Jagat agar memberikan petunjuk atas keberadaan jasad orang yang tenggelam di dalam DDTS.

Danau yang memiliki luas 577 hektare (Ha) dengan luas permukaan danau sekitar 67 Ha ini, juga terdapat keramat danau, yang konon dijaga oleh Harimau Hitam dan Rusa Kelabu.

Dimana, jika di keramat danau tersebut ada seekor Harimau Hitam dan Rusa Kelabu, menurut cerita, harimau dan rusa tersebut sebagai penjaga warga suku Lembak, di tiga kelurahan. Seperti Kelurahan Dusun Besar, Jembatan Kecil dan Panorama.

Baca Juga :Ngeri! Doti, Ilmu Hitam Suku Kajang dari Sulawesi yang Kesaktiannya Tak Sembarangan

Berbagai fauna juga terdapat di danau itu, seperti kera ekor panjang, lutung, burung kutilang, babi hutan, ular phyton, siamang, siput dan berbagai jenis ikan termasuk ikan langka, seperti kebakung dan palau.

Nama DDTS, berawal dari masa penjajahan Belanda yang menduduki Indonesia tahun 1917-an, di mana saat itu, Belanda memutuskan membuat danau buatan untuk mengairi irigasi areal persawahan. Namun, semasa itu Belanda disibukkan dengan perang di Eropa. Sehingga DAM yang dibuat di Danau Dendam Tak Sudah, ditinggalkan begitu saja.


Share :

HEADLINE  

Kaesang Optimis PSI Tembus Senayan Minta Kader Kawal Real Count

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 17, 2024 09:44:02


Hasil Real Count KPU Sulawesi Tengah: Suara PSI Tembus 4,17%

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 21:11:41


Pemuka Agama Himbau Semua Terima Hasil Pemilu, Saatnya Rekonsiliasi

 by Andrico Rafly Fadjarianto

February 16, 2024 13:44:30