Sebagian wilayah Beijing masih di bawah aturan lockdown, membuat warganya khawatir akan gelombang virus kedua sementara di Amerika Serikat wabah serupa tengah bergejolak.
Munculnya kasus infeksi dalam negeri yang terjadi mengejutkan dan membuat khawatir warga China.
Bahkan, ketika negara-negara di Eropa tengah bersiap untuk membuka kembali perbatasan mereka di awal musim liburan musim panas setelah penurunan penularan penyakit yang menggembirakan.
Baca Juga: Waspada. Di Jawa Barat, Klaster Terbesar Covid 19 ada di Kota Depok
Dari 57 kasus baru yang dikabarkan pihak berwenang China, 36 kasusnya adalah infeksi domestik di Beijing. Berasal dari pasar grosir makanan yang telah ditutup begitu pun beberapa perumahan di dekat pasar tersebut.
Dilansir dari AFP, Senin 15 Juni 2020, China pada Minggu 14 Juni 2020 melaporkan kasus infeksi virus corona harian tertinggi dalam satu bulan terakhir.
Baca Juga: Kualitas Udara Jakarta Kembali Tidak Sehat, Pasca PSBB Transisi Berlaku
Setidaknya sebanyak 429.000 orang di seluruh dunia telah meninggal karena penyakit Covid-19 yang menyerang sistem pernapasan manusia. Hampir setengah tahun ini banyak nyawa terenggut karena pandemi virus corona dan ekonomi global pun menjadi terpuruk.
