Tim forensik independen yang turut melakukan autopsi menyimpulkan pada Senin 1 Juni 2020, George Floyd, pria kulit hitam di Minneapolis yang tewas saat ditangkap polisi, meninggal karena sesak napas yang menyebabkan kematian.
Lalu. tim forensik Hennepin County Medical Examiner dan tim autopsi independen yang disewa oleh keluarga George Floyd mengkonfirmasi bahwa kematiannya adalah pembunuhan, tetapi masing-masing beda pendapat tentang apa penyebabnya.
Dikutip dari Reuters, Selasa 2 Juni 2020, siaran pers dari Hennepin County Medical Examiner mengatakan bahwa Floyd, yang berjuang untuk bernapas ketika seorang perwira menindihnya dengan lutut di lehernya, mengkonsumsi metamfetamin baru-baru ini dan keracunan fentanyl, bersama dengan hipertensi dan penyakit arteri koroner.
Menurut Hennepin County Medical Examiner semua yang disebutkan adalah faktor yang berkontribusi terhadap kematiannya.
Tetapi dua dokter forensik yang melakukan otopsi independen dari Floyd, 46 tahun, dan dua pengacara untuk keluarga mengatakan bahwa ia tidak memiliki riwayat kesehatan yang mungkin berkontribusi pada kematiannya. Mereka berargumen bahwa tidak hanya petugas polisi yang sedang berlutut di leher Floyd membunuhnya, tetapi juga dua petugas yang menekan berat badan mereka ke punggung Floyd ketika dia tertelungkup di aspal.
Baca Juga: Keluarga George Flyod Melakukan Otopsi Hasil: Sesak Napas Akibat Tekanan Jadi Penyebab Kematian
Allecia Wilson dari University of Michigan, salah satu dari dua dokter forensik yang melakukan otopsi independen, mengatakan bukti menunjuk pada pembunuhan dengan "asfiksia mekanik" yang berarti dari beberapa kekuatan fisik yang mengganggu pasokan oksigen.
Rilis dari Hennepin County mengatakan penyakit jantung adalah faktor utama, tetapi penguji independen tidak menemukan penyakit jantung sebagai penyebab kematian.
Dilansi dari CNN, Selasa Juni 2020, Ben Crump, seorang pengacara untuk keluarga Floyd, mengatakan Floyd pada dasarnya meninggal di tempat kejadian pada 25 Mei lalu.
Beberapa video kematian Floyd memperlihatkan lutut mantan petugas polisi Derek Chauvin menekan leher Floyd, bersama dengan petugas lain yang berlutut di punggungnya.
Petugas itu berlutut di leher George Floyd selama delapan menit 46 detik secara keseluruhan, dan dua menit 53 detik setelah George Floyd tidak responsif, menurut pengaduan pidana terhadap Derek Chauvin, yang menghadapi dakwaan pembunuhannya.